Protes Meluas di Somalia Tanggapi Pengakuan Israel terhadap Somaliland
Ratusan warga Somalia turun ke jalan di ibu kota Mogadishu untuk memprotes keputusan pemerintah Israel yang secara resmi mengakui Somaliland sebagai negara merdeka. Aksi massa ini mencerminkan kekecewaan yang mendalam dari warga Somalia terhadap langkah diplomatik yang dianggap mengancam kedaulatan dan integritas wilayah negara mereka.
Demonstrasi berlangsung pada Minggu (28/12) di beberapa titik di Mogadishu, termasuk persimpangan Taleex di distrik Hodan, dengan ribuan warga membawa bendera Somalia dan meneriakkan slogan-slogan yang menegaskan bahwa “Somalia tidak dapat dipisahkan” serta “Somaliland adalah bagian tak terpisahkan dari Somalia.” Para peserta protes juga menyanyikan lagu kebangsaan negara itu sebagai bentuk solidaritas nasional.
Aksi ini menurut saksi dan media lokal berlangsung relatif damai meskipun pengamanan ketat diterapkan oleh pasukan keamanan setempat untuk mencegah bentrokan dan menjaga ketertiban umum. Beberapa pemimpin aksi menegaskan bahwa mereka siap berjuang mempertahankan integritas negara, menyatakan bahwa tidak ada pihak asing yang berhak menentukan nasib wilayah Somalia tanpa persetujuan pemerintah pusat.
Latar Belakang Pengakuan Israel
Keputusan Israel mengakui Somaliland sebagai negara berdaulat dipandang sebagai langkah diplomatik yang mengejutkan banyak pihak. Israel secara resmi menjadi negara pertama yang melakukan pengakuan semacam itu setelah Somaliland memproklamasikan kemerdekaannya dari Somalia pada 1991. Langkah ini dilakukan melalui penandatanganan deklarasi bersama antara pejabat Tel Aviv dan pemimpin Somaliland.
Somaliland dikenal memiliki pemerintahan sendiri dan stabil secara de facto sejak hampir tiga dekade lalu meskipun tidak diakui secara internasional sebagai negara merdeka. Keputusan Israel terlihat sebagai upaya untuk membuka peluang kerjasama di berbagai bidang, namun memicu reaksi keras dari banyak negara dan organisasi internasional yang selama ini mendukung kedaulatan Somalia.
Reaksi Domestik di Somalia
Para demonstran di Mogadishu mengecam keputusan itu sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan nasional. Salah satu peserta protes, Mohamed Abor, mengatakan bahwa Somalia tidak pernah melepaskan wilayahnya kepada pihak manapun dan tidak akan melakukannya sekarang. Ia menegaskan bahwa semua tanah Somalia, termasuk Somaliland, adalah bagian tak terpisahkan dari republik itu.
Abdi Ismail, demonstran lainnya, menyebut keputusan Israel sebagai “serangan nyata terhadap kedaulatan Somalia” dan menegaskan bahwa tidak ada negara yang berhak mengakui entitas seperti Somaliland secara sepihak tanpa persetujuan Mogadishu. Ia juga menyerukan agar komunitas internasional tidak tinggal diam menghadapi keputusan ini.
Dukungan dan Penolakan Internasional
Penolakan terhadap pengakuan Israel tidak hanya datang dari Somalia saja. Sejumlah negara Arab, Afrika, serta organisasi regional seperti Liga Arab dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menyatakan kecaman keras terhadap langkah ini. Mereka menyebut tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan ancaman terhadap stabilitas regional.
Selain itu, lebih dari 20 negara Arab dan Afrika juga menolak pengakuan tersebut, menggarisbawahi bahwa tindakan semacam itu bisa menjadi preseden berbahaya yang mencederai prinsip kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara berdaulat.
Sidang Darurat Dewan Keamanan PBB
Menanggapi eskalasi reaksi global, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menggelar sidang darurat untuk membahas implikasi pengakuan Israel atas Somaliland. Pertemuan ini dipandang penting untuk menilai dampak keputusan tersebut terhadap hukum internasional dan perdamaian dunia.
Duta Besar Israel untuk PBB menyatakan bahwa diskusi tersebut mencerminkan keterbukaan untuk membahas keputusan secara konstruktif, meskipun banyak negara anggota DK PBB menyampaikan kekhawatiran mereka terkait potensi eskalasi konflik dan implikasi hukum dari tindakan tersebut.
Potensi Dampak Jangka Panjang
Para analis menilai bahwa langkah Israel bisa berdampak luas dalam geopolitik Afrika Timur dan hubungan internasional secara umum. Pengakuan ini dapat memperumit upaya reunifikasi antara Somaliland dan Somalia, serta membuka peluang ketegangan baru di kawasan yang sudah rentan terhadap konflik.
Sementara itu, pemerintah Somalia diperkirakan akan melanjutkan tekanan diplomatik terhadap Israel dan meminta dukungan negara-negara lain untuk menolak pengakuan tersebut melalui forum internasional. Protes yang berlangsung di Mogadishu merupakan cerminan kuatnya perasaan nasionalisme dan tekad rakyat untuk mempertahankan kedaulatan negara mereka.

