Teknologi

HP Lipat Samsung Z Fold7 dan Z Flip7: Testimoni Prilly Latuconsina dan Andy Garcia Soal Kreativitas dan Passion Tanpa Batas

Jakarta, 28 Oktober 2025 — Di era di mana batas antara kerja, kreativitas, dan gaya hidup semakin kabur, HP lipat bukan lagi sekadar gadget mewah—ia adalah kanvas dinamis untuk mewujudkan passion. Samsung Electronics Indonesia baru saja meluncurkan Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7, dua perangkat yang tak hanya melanjutkan warisan inovasi lipat, tapi juga memperkuat posisi Samsung sebagai pemimpin pasar dengan penjualan melebihi pendahulunya. Apa yang membuatnya begitu diminati? Jawabannya ada pada integrasi Google Gemini yang revolusioner, desain fleksibel, dan kemampuan membuka peluang baru—seperti yang dirasakan langsung oleh kreator konten Andy Garcia dan aktris Prilly Latuconsina. Dari merancang konsep video hingga mengolah ide instan di tengah jadwal padat, testimoni keduanya ungkap bagaimana Z Fold7 dan Z Flip7 tak hanya alat, tapi mitra dalam menjelajahi passion. Tapi, di balik kilau layar OLED dan AI cerdas, apa yang bikin seri ini layak jadi investasi untuk generasi Z dan milenial yang haus efisiensi?

Peluncuran Galaxy Z Fold7 dan Z Flip7, yang digelar di sebuah venue eksklusif di Jakarta Selatan, bukan acara biasa. Samsung, yang mendominasi pasar HP lipat dengan pangsa 60% global (data Counterpoint Research, Q3 2025), menekankan narasi “unfold possibilities”—buka kemungkinan tak terbatas. Ilham Indrawan, MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, membuka acara dengan fakta menarik: penjualan Z Fold6 dan Z Flip6 melonjak 25% tahun lalu, didorong oleh fitur AI seperti Gemini Live. “Z Fold7 dan Z Flip7 bukan cuma soal teknologi lipat, tapi soal membuka peluang di tengah gaya hidup dinamis. Lewat Gemini Live, pengguna bisa gali inspirasi, saran, dan insight real-time. Google Nano Banana dorong kreativitas lintas bidang melalui visualisasi,” katanya, sambil demo bagaimana Gemini bantu edit foto atau brainstorm ide konten.

Kedua perangkat ini hadir dengan peningkatan signifikan. Galaxy Z Fold7, flagship untuk produktivitas, punya layar utama 7,6 inci Dynamic AMOLED 2X dengan refresh rate 120Hz, ditopang prosesor Snapdragon 8 Gen 3 dan RAM 12-16 GB. Desainnya lebih tipis (5,6 mm saat terlipat) dan tahan air IPX8, sementara Flex Mode bikin layar “berdiri” sendiri untuk multitasking—ideal untuk meeting Zoom sambil catat notes. Z Flip7, yang lebih kompak untuk gaya hidup on-the-go, punya layar cover 3,4 inci yang ekspansif untuk notif dan selfie, plus kamera 50 MP dengan AI Nightography untuk foto malam yang tajam. Harga? Z Fold7 mulai Rp 28,499 juta (12/256 GB) hingga Rp 34,999 juta (16/1 TB), sementara Z Flip7 Rp 17,999 juta (12/256 GB) hingga Rp 19,999 juta (12/512 GB). Promo hingga 31 Oktober kasih cashback hingga Rp 5 juta, PWP, dan akses gratis Google AI Pro 6 bulan—cicilan mulai Rp 1 juta/bulan di mitra resmi.

Tapi, apa yang bikin Z Fold7 dan Z Flip7 begitu relevan? Testimoni dari Andy Garcia dan Prilly Latuconsina, dua figur yang passion-nya bergantung pada teknologi, ungkap sisi manusiawi di balik spesifikasi. Andy, videografer yang kini jadi content creator, cerita bagaimana Z Fold7 ubah workflow-nya. “Dulu, bikin konsep konten makan waktu berjam-jam: riset, sketsa, edit. Sekarang, layar besar Z Fold7 bikin multitasking mudah—satu sisi buka Gemini untuk brainstorm, sisi lain edit di CapCut. Gemini Live bantu saran real-time, dari ide cerita sampe visualisasi. Fleksibilitasnya bikin saya lebih percaya diri tampil di depan kamera,” katanya. Andy, yang kontennya sering eksplor budaya Korea-Indonesia, bilang Z Fold7 “membuka passion baru”—dari videografer di belakang layar ke storyteller yang tampil.

Prilly Latuconsina, aktris dan pengusaha yang dikenal multitasking, punya cerita serupa dengan Z Flip7. “Jadwal saya padat: syuting, bisnis, dan eksplor passion seperti desain atau kuliner. Z Flip7 bikin semuanya mudah—layar cover 3,4 inci cukup buat cek notif atau selfie tanpa buka penuh, tapi saat terbuka, Gemini Live with Camera kasih rekomendasi outfit instan buat shooting atau acara. FlexCam hands-free bikin foto momen seru tanpa repot,” ujarnya. Prilly, yang sering bikin konten keseharian, tambah bahwa AI cerdas Z Flip7 bantu olah ide: “Tanya Gemini soal resep baru atau konsep konten, langsung dapat saran visual. Ini bikin saya siap tingkatkan skill di bisnis film atau mengajar.”

Testimoni keduanya sorot kekuatan AI Gemini: Live mode untuk percakapan natural, Nano Banana untuk visualisasi, dan integrasi dengan kamera untuk kreativitas instan. Di Indonesia, di mana 70% milenial punya HP lipat untuk produktivitas (data Samsung 2025), Z Fold7 dan Z Flip7 jawab kebutuhan hybrid: kerja, kreasi, dan gaya hidup. Warna seperti Blue Shadow dan Jetblack bikin stylish, sementara ketahanan IPX8 tahan cipratan air—cocok buat cuaca tropis kita.

Tapi, di balik kelebihan, ada pertimbangan. Harga tinggi bikin Z Fold7 dan Z Flip7 lebih buat kelas menengah atas, meski cicilan ringan bantu. Baterai 4.400 mAh (Z Fold7) dan 3.700 mAh (Z Flip7) tahan seharian, tapi AI intensif bisa boros. Samsung janji update 7 tahun, tapi kompetisi dari Oppo Find N3 atau Vivo X Fold3 ketat. “Ini bukan buat semua, tapi buat yang siap level up,” kata Ario.

Buat Andy dan Prilly, Z Fold7 dan Z Flip7 bukan gadget—mereka mitra passion. Di 2025, saat konten digital capai Rp 100 triliun (Kemenparekraf), perangkat ini buka pintu kesuksesan. Siap unfold possibilities? Promo hingga 31 Oktober tunggu—mungkin saatnya kamu jadi Andy atau Prilly selanjutnya.

📌 Sumber: Samsung Electronics Indonesia, Counterpoint Research (2025), Kemenparekraf, diolah kembali oleh tim beritasekarang.id.