Raksasa Asia Turun Gunung: Tiongkok Dukung Penuh Upaya ASEAN Damaikan Kamboja-Thailand di Malaysia
BEIJING/JAKARTA, beritasekarang.id – Dinamika konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja kini tidak hanya menjadi urusan internal Asia Tenggara. Tiongkok, sebagai kekuatan ekonomi dan politik terbesar di kawasan, akhirnya angkat bicara. Beijing secara resmi memberikan “lampu hijau” dan dukungan penuh terhadap inisiatif ASEAN untuk memfasilitasi dialog damai antara kedua negara yang bertikai, yang rencananya akan digelar di Malaysia.
Pernyataan sikap Tiongkok ini menjadi angin segar sekaligus penambah bobot diplomatik bagi pertemuan di Kuala Lumpur nanti. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan bahwa negaranya menyambut baik peran aktif ASEAN dalam menjaga stabilitas kawasan melalui mekanisme ASEAN Centrality.
Beijing Ingin Halaman Belakangnya Aman
Dukungan Tiongkok ini dinilai sangat strategis oleh para pengamat geopolitik. Thailand dan Kamboja adalah dua mitra dekat Tiongkok dalam kerangka kerja sama ekonomi maupun inisiatif Belt and Road Initiative (BRI). Konflik terbuka di antara kedua negara sahabat ini jelas tidak menguntungkan bagi kepentingan Beijing.
Ketidakstabilan di sub-kawasan Mekong dapat mengganggu jalur logistik dan iklim investasi yang telah ditanamkan Tiongkok selama bertahun-tahun. Oleh karena itu, dorongan Tiongkok agar kedua pihak duduk bersama di Malaysia adalah pesan halus namun tegas: “Kami ingin perdamaian, selesaikan masalah ini secara kekeluargaan.”
Mengapa Dukungan Tiongkok Penting?
Masuknya dukungan Tiongkok memberikan leverage (daya tawar) yang lebih besar bagi ASEAN. Baik Thailand maupun Kamboja memiliki ketergantungan ekonomi yang signifikan terhadap Tiongkok.
Ketika “Kakak Besar” di utara sudah bersuara mendukung mediasi ASEAN, maka tekanan bagi Bangkok dan Phnom Penh untuk mencapai kesepakatan—atau setidaknya menyepakati gencatan senjata—menjadi jauh lebih kuat. Tidak ada pihak yang ingin terlihat sebagai “pengacau” di mata mitra dagang utamanya.
Solusi Asia untuk Masalah Asia
Sikap Tiongkok juga mencerminkan preferensi politik mereka terhadap penyelesaian masalah regional tanpa campur tangan kekuatan Barat. Dengan mendukung pertemuan di Malaysia (sesama negara ASEAN), Beijing menegaskan prinsip “Solusi Asia untuk Masalah Asia”.
Tiongkok percaya bahwa negara-negara tetangga yang memiliki budaya dan nilai serumpun lebih efektif dalam menyelesaikan sengketa dibandingkan intervensi pihak luar yang seringkali membawa agenda sanksi atau tekanan politik.
Harapan pada Pertemuan Kuala Lumpur
Kini, panggung diplomasi di Malaysia telah siap dengan sorotan lampu yang lebih terang. Dengan restu dari ASEAN sebagai organisasi regional dan dukungan politik dari Tiongkok sebagai kekuatan global, pertemuan delegasi militer dan diplomat Thailand-Kamboja pekan ini memiliki peluang keberhasilan yang lebih tinggi.
Semua mata tertuju ke Kuala Lumpur. Akankah pengaruh gabungan ASEAN dan Tiongkok cukup kuat untuk meredam ego nasionalisme di perbatasan Preah Vihear? Dunia menanti hasil konkret dari meja perundingan tersebut.
