Politik

Kim Jong Un Tiba di China dengan Kereta Mewah Anti-Peluru

Beijing — Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kembali mencuri perhatian dunia setelah tiba di Beijing pada Selasa (2/9/2025) menggunakan kereta mewah lapis baja. Kedatangan ini merupakan kunjungan luar negeri pertamanya sejak perjalanan ke Rusia pada 2023, sekaligus melanjutkan tradisi panjang keluarga Kim yang dikenal lebih suka bepergian dengan kereta khusus ketimbang pesawat.

Tradisi Keluarga Kim

Kereta khusus ini sudah digunakan sejak era Kim Il Sung dan dilanjutkan oleh Kim Jong Il. Kim Jong Il bahkan nyaris tidak pernah terbang karena fobia pesawat, sehingga kereta menjadi moda utama untuk perjalanan internasional. Kim Jong Il wafat pada 2011 juga di dalam kereta pribadinya saat melakukan perjalanan jarak jauh.

Kim Jong Un meneruskan tradisi ini, meski sesekali juga menggunakan pesawat. Namun untuk perjalanan strategis, ia tetap memilih kereta lapis baja yang diyakini lebih aman.

Kemewahan di Balik Baja

Meski lamban, kereta ini dikenal sangat mewah. Laporan intelijen dan kesaksian diplomat asing menggambarkan interior dengan kursi kulit merah, panel kayu, hingga meja konferensi besar. Menu makanan di dalamnya kerap berupa hidangan mewah seperti lobster segar, abalone raksasa, dan anggur Bordeaux serta Burgundy.

Konstantin Pulikovsky, mantan utusan Rusia yang pernah ikut dalam perjalanan Kim Jong Il, menulis bahwa tamu bisa memesan hidangan dari Rusia, China, Jepang, Korea, hingga Prancis, dengan hiburan penyanyi perempuan yang disebut sebagai “lady conductors.”

Lamban tapi Sangat Aman

Kereta Kim disebut memiliki sekitar 90 gerbong dengan kecepatan maksimal hanya 80 km/jam. Kelambanan ini akibat beratnya lapisan baja. Namun, tingkat keamanannya luar biasa:

  • Ada kereta pendahulu untuk menyapu ranjau dan bahan peledak.
  • Ada kereta pengawal di belakang untuk pasukan keamanan.
  • Fasilitas komunikasi satelit dan ruang rapat rahasia tersedia di dalamnya.

Kim Jong Un pernah menempuh perjalanan hingga 65 jam dari Pyongyang ke Vietnam untuk bertemu Donald Trump pada 2019.

Agenda Diplomatik di China

Kedatangan Kim kali ini untuk menghadiri peringatan 80 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II. Ia diperkirakan akan berdiri bersama Presiden Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, serta pemimpin negara-negara lain yang juga berhadapan dengan sanksi Amerika Serikat.

Kunjungan ini memberi Kim panggung internasional langka di tengah isolasi Korea Utara dan sanksi global yang semakin ketat.