Tampil Gacor di ISL dan ACL 2, Tetap Tak Dilirik Shin Tae-yong Hingga Patrick Kluivert Dari Timnas Indonesia, Ini Penyebabnya
Jakarta, BeritaSekarang.Id – Kiper Persib Bandung, Teja Paku Alam masuk rentetan penjaga gawang elite Asia pada saat diabaikan Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia. Kiper kelahiran kota painan itu menciptakan statistik gemilang tahun ini.
Teja Paku Alam seolah hidup kembali pada musim ini bersama Persib Bandung, usai selalu di bawah bayang-bayang Kevin Ray Mendoza selama dua musim terakhir, kini ia menjadi alternatif nomor satu dibawah asuhan Bojan Hodak.
Pada musim ini, Teja Paku Alam bermain sebanyak 10 laga untuk Persib Bandung di seluruh kompetisi. Sebanyak enam laga di Super League sedang kan tiga pertandingan lainnya di gelar di AFC Champions League Two (ACL2).
Dalam 10 laga terakhir, gawang mantan kiper Semen Padang ini baru kebobolan enam gol. Sementara itu, ia berjaya mencatatkan lima clean sheet dari 10 laga yang di lakoni.
- Statistik Di Indonesia Super League telah melakukan 10 kali penyelamatan. Sebuah catatan yang cukup impresif bagi eks penjaga gawang Timnas Indonesia itu.
Selain itu, ia juga berjaya menunjukkan diri sebagai penjaga gawamg yang
patut di perhitungkan. Teja Paku Alam berjaya menggeser Adam Przybek yang awalnya diproyeksikan menjadi kandidat penjaga gawang utama Maung Bandung.
Tak cuma di Indonesia, Teja Paku Alam pun mendapat pengakuan dari Asia. Ia masuk jajaran kiper elite Asia usai tampil luar gemilang bersama Persib di ACL 2.
Teja Paku Alam pun masuk 10 besar dalam deretan penjaga gawang dengan penyelamatan terbanyak sampai matchday ketiga ACL 2. ia berada di peringkat ketujuh dengan 10 kali penyelamatan.
Sementara itu, penjaga gawang penyelamatan terbanyak dimiliki oleh kiper Tampines Rovers FC, Muhammad Syazwan bin Buhari. Diikuti oleh ivan Susak dari Lions City Sailors di peringkat kedua.
- Absen Lama dari Skuad Timnas Indonesia
Teja Paku Alam tak pernah dapat panggilan Timnas Indonesia, baik saat era Shin Tae-yong atau yang terbaru Patrick Kluivert. ia terakhir kali dipanggil saat Kualifikasi Piala Asia pada 2019 lalu.
Sejak saat itu, Teja Paku Alam tak pernah lagi dapat callingan dari skuad Garuda. Padahal, ia salah satu penjaga gawang yang memiliki performa cukup stabil setiap musimnya.
Kini, peluang untuk rujuk ke Timnas Indonesia kembali terbuka. usai Patrick Kluivert dipecat PSSI, ia memiliki kesempatan untuk dapat sorotan dari pelatih baru Timnas Indonesia nanti.
Faktor-faktor yang mungkin berpengaruh
- Kompetisi posisi penjaga gawang
Artinya: meskipun performanya baik, memilih kiper untuk timnas bukan hanya soal prestasi klub — pelatih akan mempertimbangkan banyak faktor seperti pengalaman internasional, kecocokan taktik, kondisi fisik saat panggilan, dan lain-lain.
- Maslah panggilan dan Administrasi
Ada laporan menunjukkan kalau pada kesempatan pemusatan latihan menjelang menjelang Piala AFF 2016, Teja tak bisa langung bergabung karena manajemen klub blum menerim surat resmi dari PSSI ini menunjukkan saat dipanggil timnas ada hambatan administratif.
- Usia dan jangka panjang seleksi
Diwawacara, Teja sendiri menegaskan meskipun usianya beranjak 31 (per 2025), ia masih punya hasrat mimpi berseragam timnas.
- kecocokan teknis/taktis filosifi pelatih
- Kesimpulan
Alasan mengapa Teja Paku Alam tak dipanggil ke Timnas Indonesia bisa dikatakan latar belakang yang tidak memenuhi administratif dan persaingan antar kiper makin ketat.

