Hiburan

Bernadya Merasa Disukai karena Lagu, Bukan Suara Bagus

Penyanyi muda Bernadya kembali mencuri perhatian dengan pernyataannya yang jujur dan menyentuh. Dalam wawancara terbaru, ia mengaku bahwa banyak orang menyukai dirinya bukan karena memiliki suara yang luar biasa, tapi lebih karena lagu-lagunya yang bisa menyentuh hati.

Pernyataan ini seolah menjadi cerminan dari generasi musisi masa kini, yang tidak hanya menjual teknik vokal, tetapi kejujuran, cerita, dan rasa.


Bukan Penyanyi dengan Rentang Suara Luas

Bernadya dengan rendah hati menyatakan bahwa dirinya bukan tipe penyanyi yang punya rentang vokal lebar atau teknik vokal rumit. Ia menyadari itu sejak awal, dan tidak merasa perlu menyembunyikannya.

“Aku tahu aku nggak punya suara yang luar biasa. Tapi aku tahu apa yang ingin aku sampaikan lewat lagu,” ujarnya jujur.

Pernyataan ini mendapat respons positif dari netizen dan pecinta musik. Banyak yang merasa bahwa justru kesederhanaan dan kejujuran vokalnya itulah yang bikin lagu-lagunya begitu menyentuh.


Kutipan Ala-Ala: Suara Bisa Dilatih, Tapi Rasa Itu Datang dari Hati

“Mungkin suara bisa dipelajari, tapi lagu yang tulus akan selalu sampai ke hati.”
– S. Ramadhani, penulis lirik dan kritikus musik


Bernadya dan Lagu-Lagu yang Dekat

Bernadya dikenal dengan sejumlah lagu yang menjadi anthem generasi muda, seperti:

  • “Apa Mungkin”
  • “Logika”
  • “Bisa Tanpamu”

Lirik-liriknya sering kali mengambil sudut pandang patah hati, kehilangan, dan pencarian jati diri, dengan bahasa sederhana tapi mengena.

Seperti dilansir oleh beritasekarang.id, “Bernadya bukan hanya bernyanyi, dia menyampaikan isi kepala generasi muda yang sering kali tak bisa terucap.”


Industri Musik yang Tak Lagi Tentang Nada Sempurna

Dalam beberapa tahun terakhir, tren di industri musik berubah. Penyanyi yang “sempurna” secara teknik bukan satu-satunya yang mendapat tempat.

Kita bisa lihat fenomena musisi seperti:

  • Hindia
  • Sal Priadi
  • Nadin Amizah
  • Dan Bernadya

Mereka tidak menjual teknik, mereka menjual rasa — dan itu ternyata lebih dibutuhkan banyak orang yang sedang lelah dan butuh ditemani lagu-lagu yang bisa dimengerti.


Bernadya: Musik Itu Cerita, Bukan Lomba

Saat ditanya soal target atau ambisi menjadi penyanyi besar, Bernadya menjawab dengan ringan:

“Aku cuma ingin musikku bisa jadi teman buat orang yang lagi ngerasa sendiri.”

Baginya, menciptakan lagu adalah cara untuk menyampaikan isi hati — bukan ajang pembuktian vokal atau pengakuan industri.

Sikap seperti ini justru membuat banyak fans merasa dekat dan nyaman, seolah mereka sedang didengarkan oleh sahabat sendiri.


Netizen: Justru Karena Biasa, Jadi Luar Biasa

Respons netizen di media sosial sangat positif terhadap pengakuan Bernadya:

  • “Justru karena suaranya nggak dibuat-buat, kita bisa relate.”
  • “Suara dia tuh kayak temen yang nyanyi di kamar lo pas lo galau.”
  • “Kalau semua orang ngejar tinggi nada, siapa yang nyanyi buat kita yang lagi jatuh?”

Fenomena ini membuktikan bahwa pasar musik Indonesia kini makin dewasa secara emosional, dan tidak lagi terpaku pada performa teknis.


Bernadya dan Masa Depan Musik Emosional

Meski belum seterkenal diva papan atas, Bernadya telah menciptakan ruang tersendiri di dunia musik Indonesia. Lagu-lagunya sering diputar di malam hari, jadi backsound video curhatan, dan dinyanyikan tanpa harus nada tinggi.

Ia menjadi contoh bahwa menyentuh hati tak harus dari panggung megah. Kadang, cukup dari sebuah kamar sunyi dan suara pelan yang jujur.


Penutup: Lagu yang Sampai, Suara yang Mengerti

Perjalanan Bernadya adalah pengingat bahwa industri kreatif tidak melulu soal siapa yang paling tinggi nadanya, atau paling mewah produksinya. Kadang, yang paling kita butuhkan adalah seseorang yang menyuarakan isi hati kita.

Dan dalam hal itu, Bernadya menang mutlak.