Ide Inovatif dari Chery Group — SUV Modular: Cocokkah untuk Pasar Indonesia?
Jakarta — Baru-baru ini, Chery Group meluncurkan sebuah konsep kendaraan yang cukup mencuri perhatian: sebuah SUV modular dengan kode T1TP, yang bagian belakangnya bisa dibuka dan bertransformasi menjadi sebuah pick-up double cabin. Konsep ini menarik, namun juga menimbulkan pertanyaan bagi pasar otomotif Indonesia: apakah ide semacam ini benar-benar cocok untuk kondisi dan regulasi di Tanah Air?
Konsep & Daya Tarik SUV Modular T1TP
Konsep yang dihadirkan oleh Chery ini cukup unik: konsumen membeli satu kendaraan yang secara bawaan adalah sebuah SUV (body tertutup, ruang kabin penumpang), dan kemudian bagian belakangnya bisa diubah menjadi bak terbuka seperti pick-up double cabin. Ini memberi fleksibilitas yang jarang ditemukan dalam satu unit kendaraan.
medcom.id
Beberapa poin daya tarik utama:
Efisiensi penggunaan: Konsumen yang membutuhkan mobil keluarga (SUV) tetapi juga memiliki aktivitas yang membutuhkan bak terbuka (misalnya muat barang, aktivitas luar) bisa memiliki “dua fungsi” dalam satu unit.
Nilai inovatif: Di pasar otomotif Indonesia yang semakin padat, inovasi seperti ini bisa menjadi pembeda.
Kesempatan untuk pemilik usaha kecil/menengah atau mereka yang multi-fungsi dalam penggunaan: bisa sebagai kendaraan keluarga sekaligus kendaraan kerja ringan.
Seorang pengusaha asal Indonesia yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan:
“Ya, ini adalah konsep yang menarik… Kita cukup beli mobil namun kebutuhan penggunaan bisa lebih luas.”
Tantangan di Pasar Indonesia
- Regulasi & Klasifikasi Kendaraan
“… bagaimana dengan regulasi di Indonesia itu sendiri. Mengingat mobil dengan bak terbuka itu kan harus ada KIR atau uji kendaraan bermotor khusus untuk kendaraan niaga.”
- Karakter Konsumen SUV di Indonesia
“… karakter pembeli kendaraan seperti SUV di Indonesia itu juga butuh yang benar-benar pakem.”
Artinya, konsumen mungkin lebih nyaman dengan kendaraan satu fungsi yang jelas, dibanding harus menghadapi mekanisme perubahan bentuk atau engsel tambahan yang bisa memunculkan keraguan terkait durability atau kualitas.
- Tantangan Teknis & Lingkungan
- Karena modul pengubahan berbasis mekanik (engsel, karet penutup, sambungan) akan berada di lingkungan Indonesia yang lembab dan memiliki cuaca tropis, muncul kekhawatiran soal daya tahan dan pemeliharaan. Sumber Medcom mengingatkan soal ini:
“… beberapa komponen seperti besi yang dilengkapi engsel … rentan mengalami masalah.”
Apakah Semua Ini Berarti Gagal Sebelum Produk Diluncurkan?
Meskipun tantangan cukup nyata, ini juga membuka peluang besar — jika produsen dan distributor mampu mengantisipasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Beberapa hal yang bisa menjadi penentu adalah:
Kepastian regulasi dari pemerintah/autoritasi kendaraan: Apakah perubahan bentuk (SUV ke pickup) dianggap satu unit atau harus melalui registrasi ulang? Jika jelas, maka risiko konsumen bisa diminimalkan.
Kualitas convertibility: Jika mekanisme modular benar-benar solid, tanpa suara-bunyi engsel, tanpa leak, dan dengan kualitas tinggi, maka konsumen akan merasa makin yakin.
Kesimpulan
Jika hanya diluncurkan tanpa memperhatikan regulasi atau kualitas modular, maka risiko kegagalan bisa tinggi.
Bagi konsumen yang mencari kendaraan multi-fungsi dan memiliki gaya hidup aktif, konsep ini bisa sangat menarik. Bagi produsen, ini bisa menjadi peluang untuk memimpin segmen baru. Semoga regulasi dan kualitas purna jual mendukung agar ide ini bukan hanya sekadar “mainan baru” tetapi menjadi kendaraan yang diterima luas oleh masyarakat Indonesia.

