BeritaEkonomiMakananPengetahuan umum

Harga Pangan di DKI Jakarta Hari Ini: Bawang Naik, Cabai Rawit Turun

Jakarta, 15 Oktober 2025 — Pergerakan harga bahan pangan di wilayah DKI Jakarta hari ini menunjukkan pola yang bervariasi. Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang dilaporkan oleh Databoks per pukul 12.14 WIB, dari 21 komoditas pangan yang dipantau, 12 mengalami kenaikan, sementara 9 komoditas mengalami penurunan harga dibanding hari sebelumnya.

Sorotan utama jatuh pada bawang putih bonggol yang mengalami kenaikan, sedangkan cabai rawit merah menunjukkan penurunan harga. Di antara komoditas lain, terdapat perubahan harga yang signifikan yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat, terutama bagi konsumen kelas rumah tangga.

Komoditas yang Mengalami Kenaikan Harga

Beberapa komoditas yang tercatat mengalami lonjakan harga cukup nyata hari ini antara lain:

  • Bawang Putih Bonggol naik menjadi sekitar Rp 41.858 per kg (kenaikan ~3,28 %)
  • Cabai Merah Besar juga tercatat naik, meskipun kenaikannya lebih moderat, yaitu sekitar 1,45 %
  • Ikan Tongkol naik sekitar 4,01 % menjadi Rp 47.500 per kg
  • Ikan Bandeng turut naik sekitar 2,68 %, menjadi Rp 47.917 per kg
  • Komoditas lain dengan harga yang naik antara lain telur ayam ras, minyak goreng kemasan, dan beras premium/medium.

Kenaikan bawang putih bonggol menjadi perhatian khusus karena perannya sebagai bumbu dasar dalam hampir setiap masakan. Kenaikan harga ini bisa memperberat beban belanja rumah tangga, terutama di kota besar seperti Jakarta.

Komoditas yang Alami Penurunan Harga

Sisi cerahnya, beberapa bahan pangan mengalami penurunan harga, yang paling mencolok antara lain:

Cabai Rawit Merah turun sebesar 3,61 %, menjadi Rp 49.615 per kg

Bawang Merah tercatat turun sekitar 3,38 % menjadi Rp 44.615 per kg

Daging Sapi Murni sedikit menurun (~0,25 %)

Daging Ayam Ras juga turun sekitar 1,28 %

Tepung Terigu Kemasan dan Tepung Terigu Curah mengalami penurunan tipis sebagai dampak ketersediaan bahan baku tepung

Komoditas impor seperti kedelai biji kering tercatat anjlok drastis (turun 100 %), meskipun data ini bisa mencerminkan perubahan metodologi atau distribusi stok.

Penurunan harga cabai rawit dan bawang merah bisa menjadi penyeimbang dalam belanja dapur sehari-hari.

Penyebab Fluktuasi & Faktor yang Mempengaruhi

Perubahan harga pangan secara harian melibatkan banyak faktor interdependen. Beberapa penyebab utama yang kemungkinan besar berkontribusi pada pergerakan hari ini antara lain:

Pasokan & Ketersediaan
Ketersediaan bawang putih bonggol yang menurun — misalnya karena pasokan impor atau panen lokal yang terganggu — dapat mendorong kenaikan harga. Sebaliknya, stok cabai rawit atau bawang merah lokal yang cukup bisa menekan harga.

Musim & Cuaca
Curah hujan tinggi atau kondisi cuaca ekstrem bisa mengganggu produksi tanaman bawang merambat dan cabai, mempengaruhi output dan kualitas hasil panen.

Biaya Produksi & Distribusi
Kenaikan biaya transportasi, bahan bakar, upah tenaga kerja, atau biaya pupuk akan ikut memicu kenaikan harga jual di level eceran.

Kebijakan Pemerintah / Subsidi
Kebijakan impor, tarif, serta intervensi pasar dari Bapanas atau lembaga terkait bisa memoderasi pergerakan harga atau menjaga stabilitas.

Efek Komoditas Lain
Harga beras, minyak goreng, dan komoditas pokok lainnya turut berpengaruh karena mereka juga menyumbang porsi belanja rumah tangga yang besar.

Implikasi terhadap Daya Beli & Konsumen

Fluktuasi harga pangan harian seperti ini memiliki beberapa implikasi nyata bagi rumah tangga:

Tekanan terhadap kelompok rumah tangga miskin / menengah bawah
Karena proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk bahan makanan cukup besar, kenaikan harga bawang putih dan ikan bisa langsung menggerus daya beli mereka.

Penyesuaian pola konsumsi
Beberapa rumah tangga mungkin akan mengurangi pemakaian bawang putih atau menggantinya dengan alternatif lain, atau mengurangi konsumsi jenis ikan tertentu.

Perubahan konsumsi komoditas substitusi
Jika harga bawang putih tinggi, konsumen bisa beralih ke bumbu alternatif; jika harga cabai rawit murah, konsumsi sambal atau bumbu pedas mungkin meningkat.

Perencanaan belanja jangka pendek
Konsumen dan pedagang pasar perlu memantau tren harga agar bisa membeli stok bahan baku saat harga turun.

Saran & Upaya dari Pemerintah / Lembaga Terkait

Agar dampak lonjakan harga pangan tidak makin membebani masyarakat, beberapa langkah yang bisa diperkuat atau dioptimalkan adalah:

Monitoring & intervensi pasar
Bapanas bersama pemerintah daerah perlu memastikan distribusi bahan pangan tetap lancar dan tidak terjadi spekulasi harga di pasar tradisional.

Subsidi / bantuan pangan langsung
Bagi keluarga berpenghasilan rendah, intervensi berupa bantuan pangan bersubsidi atau paket sembako bisa meredam dampak kenaikan harga.

Penguatan produksi lokal
Dorongan bagi petani lokal bawang, cabai, dan hortikultura agar produksi semakin mandiri dan tahan terhadap eksternalitas impor.

Perbaikan rantai pasok & logistik
Memperpendek rantai distribusi dari produsen ke konsumen agar margin agregator dan biaya logistik tidak terlalu membebani harga akhir.

Sosialisasi & transparansi harga
Informasi harga secara terbuka kepada masyarakat (seperti yang dilakukan Bapanas & Databoks) membantu konsumen dan pedagang memantau fluktuasi.

Kebijakan fiskal & impor strategis
Jika diperlukan, impor strategis pada komoditas tertentu dapat dijalankan untuk meredam lonjakan harga lokal sementara.

Kesimpulan

Pergerakan harga pangan di DKI Jakarta hari ini menyajikan gambaran campuran: bawang putih bonggol mencatat kenaikan signifikan, sementara cabai rawit merah dan bawang merah justru mengalami penurunan harga. Dari 21 komoditas bahan pangan yang dipantau, 12 naik dan 9 turun.
Databoks

Perubahan-perubahan harga ini dipengaruhi oleh faktor ketersediaan stok, biaya produksi, cuaca, dan permintaan konsumen.