BGTK DKI Jakarta Dorong Inovasi Pendidikan Multibahasa Lewat Konferensi “Serumpun”
Jakarta Beritasekarang.id — BGTK DKI Jakarta (Balai Guru dan Tenaga Kependidikan DKI Jakarta) menggagas konferensi pendidikan bertajuk “Serumpun 2025” sebagai langkah strategis mendorong inovasi pembelajaran multibahasa. Ajang ini tidak hanya menjadi sarana berbagi gagasan, tetapi juga upaya nyata memperkuat kompetensi guru dan meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi era global.
Mengapa Multibahasa Jadi Fokus?
Indonesia sebagai negara dengan ribuan pulau dan ratusan bahasa daerah menghadapi tantangan sekaligus peluang dalam pendidikan multibahasa. BGTK DKI Jakarta menggarisbawahi bahwa menguasai lebih dari satu bahasa — misalnya bahasa Indonesia, bahasa asing (Inggris/Arab), dan bahasa daerah — memberi siswa keunggulan dalam era digital dan globalisasi.
Dalam sambutannya, Kepala BGTK DKI Jakarta menyampaikan bahwa konferensi ini bertujuan agar guru tidak sekadar mengajar satu bahasa, tetapi mampu mengintegrasikan banyak bahasa dalam proses pembelajaran agar siswa tumbuh menjadi generasi yang adaptif dan kompetitif.
Rangkaian Agenda Konferensi “Serumpun 2025”
Konferensi berlangsung selama dua hari di kawasan Jakarta dan diikuti oleh ratusan guru bidang bahasa dan guru sekolah dasar hingga menengah dari wilayah Provinsi DKI Jakarta. Agenda utama mencakup:
- Sesi keynote oleh pakar linguistik dan pendidikan multibahasa.
- Workshop praktis tentang pembelajaran berbasis aplikasi digital bilingual/trilingual.
- Sesi berbagi praktik baik (best practice) antar guru yang telah menerapkan pendekatan multibahasa di kelas.
- Pameran inovasi pembelajaran yang menampilkan produk siswa dan guru seperti poster kampanye bahasa, video proyek multibahasa, dan permainan edukatif yang menggabungkan bahasa berbeda.
Para peserta juga diberi kesempatan untuk menyusun “Deklarasi Serumpun” — komitmen bersama untuk memperkuat pembelajaran multibahasa di sekolah masing-masing.
Dampak Bagi Guru dan Sekolah
Konferensi ini membawa dampak nyata bagi para guru dan sekolah:
- Peningkatan kapasitas guru: Melalui workshop dan sharing, guru mendapatkan konsep dan metode baru untuk menerapkan pembelajaran bahasa lebih dari satu di kelas.
- Integrasi bahasa daerah dan internasional: Sekolah didorong menggabungkan bahasa daerah dalam pembelajaran formal bersama bahasa Indonesia dan asing, sehingga siswa tetap mengakrabi akar budaya sekaligus menguasai keterampilan global.
- Kolaborasi antarsekolah: Guru dari berbagai sekolah bisa berjejaring, berbagi modul dan pengalaman, serta membuka kerjasama untuk pertukaran siswa antar sekolah yang menerapkan model multibahasa.
- Sarana inovasi di kelas: Sekolah mendapat inspirasi dan model implementasi, mulai dari menggunakan aplikasi mobile, platform digital, hingga metode peer teaching dalam banyak bahasa.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun prospek positif, implementasi pendidikan multibahasa memiliki sejumlah tantangan:
- Keterbatasan sumber daya: Tidak semua sekolah memiliki guru yang kompeten dalam banyak bahasa atau material pembelajaran multibahasa siap pakai.
- Kapan dan bagaimana mengintegrasikan: Menentukan fase yang tepat — apakah mulai dari SD atau SMP — serta bagaimana menyelaraskan kurikulum utama dengan pembelajaran bahasa tambahan.
- Kapasitas guru dan motivasi: Guru harus diberikan pelatihan terus-menerus agar tidak hanya menguasai bahasa tambahan, tetapi juga metodologi pengajarannya.
- Kebutuhan penilaian dan evaluasi: Model penilaian belum selalu mendukung kecakapan multibahasa. Sekolah harus menyiapkan instrumen yang sesuai agar siswa benar-benar berkembang.
Langkah Strategis Ke Depan
BGTK DKI Jakarta mengusulkan beberapa langkah strategis untuk memajukan pendidikan multibahasa di sekolah:
- Penyusunan modul pembelajaran multibahasa yang kontekstual dan mudah diterapkan di sekolah-sekolah kota.
- Pelatihan berkelanjutan bagi guru bahasa dan guru kelas agar mampu mengajar dalam dua atau lebih bahasa dengan metode aktif.
- Pengembangan kerja sama dengan institusi bahasa asing, universitas, dan lembaga kebudayaan untuk mendukung materi multibahasa dan akses ke penutur asli atau program pertukaran.
- Evaluasi dan monitoring berbasis data untuk melihat kemajuan sekolah dalam implementasi multibahasa: misalnya presentasi siswa dalam dua bahasa, portofolio bahasa, dan proyek kolaboratif antar sekolah.
- Memperkuat literasi digital guru dan siswa agar penggunaan aplikasi dan platform pembelajaran multibahasa menjadi efektif.
Mengapa Ini Penting bagi Masa Depan Pendidikan?
- Di era global, kemampuan berbahasa asing dan bahasa daerah memperkuat daya saing serta identitas budaya siswa.
- Pembelajaran multibahasa membantu pengembangan kognitif, kreatifitas, dan fleksibilitas berpikir — aspek yang makin dibutuhkan di abad 21.
- Dengan menggabungkan bahasa daerah, siswa tidak hanya “global”, tetapi juga kuat dalam identitas lokal — penting dalam era digital yang kerap menyeragamkan budaya.
- Inisiatif seperti konferensi Serumpun menandakan komitmen pemerintah daerah dan pusat untuk transformasi pembelajaran yang lebih maju dan inklusif.
Kesimpulan
Konferensi “Serumpun 2025” yang digagas oleh BGTK DKI Jakarta menjadi jembatan penting dalam mengubah paradigma pendidikan bahasa di sekolah-sekolah. Dari sekadar menguasai satu bahasa, guru dan siswa kini diarahkan untuk menguasai lebih banyak bahasa — baik nasional, asing, maupun daerah — sebagai bagian dari kesiapan menghadapi dunia yang makin kompleks.
Meski tantangan busa besar, langkah-langkah strategis dan kolaborasi antara sekolah, guru, dan pemerintah menjadi kunci suksesnya. Dengan demikian, pendidikan multibahasa bukan hanya idealisme, tetapi bisa jadi kenyataan yang membawa siswa Indonesia menjadi lebih adaptif, kompeten, dan percaya diri di panggung global.

