Microsoft Masuk ke Arena Chip AI
BeritaSekarang.id — Microsoft kini tak hanya dikenal sebagai raksasa perangkat lunak dan layanan cloud, tetapi juga mulai menapaki jalur baru: pengembangan chip kecerdasan buatan (AI) milik sendiri.
Langkah ini diyakini menjadi strategi penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap GPU Nvidia, yang selama ini menjadi tulang punggung industri AI global.
Menurut laporan terbaru dari berbagai sumber teknologi internasional, Microsoft tengah mempersiapkan chip AI internal yang dikembangkan oleh tim riset khusus.
Chip ini dikabarkan akan digunakan untuk menjalankan beban kerja AI generatif, seperti model bahasa besar (LLM) yang digunakan oleh OpenAI — mitra strategis Microsoft.
Mengapa Microsoft Membuat Chip Sendiri
Keputusan Microsoft mengembangkan chip AI sendiri bukan tanpa alasan.
Selama dua tahun terakhir, permintaan GPU Nvidia meledak, terutama sejak lonjakan popularitas model AI seperti ChatGPT, Gemini, dan Claude.
Akibatnya, harga GPU kelas server melonjak drastis, bahkan menyebabkan kelangkaan global.
Microsoft yang mengoperasikan Azure Cloud Platform dan menjadi penyedia utama infrastruktur bagi OpenAI, merasa perlu mencari solusi jangka panjang.
Membangun chip internal memungkinkan mereka menghemat biaya miliaran dolar, sekaligus mengoptimalkan performa AI sesuai kebutuhan sistem mereka sendiri.
“Langkah ini mirip dengan yang dilakukan Apple saat beralih ke chip M-series,” ujar analis teknologi Ben Bajarin dari Creative Strategies.
“Microsoft ingin mengontrol penuh rantai suplai perangkat kerasnya — dari cloud hingga software — agar lebih efisien dan kompetitif.”
Nama Proyek dan Tahap Pengembangan
Chip AI internal Microsoft dikembangkan di bawah kode nama “Athena”, yang mulai dirancang sejak 2019.
Proyek ini baru diumumkan secara terbatas pada akhir 2023, dan kini telah memasuki tahap uji produksi di fasilitas TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Company).
Chip Athena disebut akan menggunakan arsitektur 5 nanometer, dan dirancang untuk menangani tugas-tugas inferensi dan pelatihan model AI berskala besar.
Microsoft berencana mengintegrasikan chip ini dengan pusat data Azure pada awal 2026.
Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa perusahaan tak lagi puas hanya menjadi pelanggan Nvidia, tetapi ingin menjadi pemain penuh di industri semikonduktor berbasis AI.
Dampak Terhadap Nvidia
Nvidia hingga kini masih menjadi pemimpin tak tergoyahkan dalam pasar GPU AI, dengan produk unggulannya seperti H100 dan B200.
Namun, dominasi itu mulai mendapat tantangan dari berbagai arah.
Selain Microsoft, raksasa lain seperti Amazon (melalui chip Trainium dan Inferentia) serta Google (dengan TPU-nya) juga telah mengembangkan prosesor internal untuk mengurangi ketergantungan terhadap Nvidia.
Meski demikian, analis menilai langkah Microsoft tidak langsung mengancam posisi Nvidia dalam waktu dekat.
Chip internal kemungkinan hanya akan digunakan secara internal di infrastruktur Azure, bukan dijual ke pihak ketiga.
“Ini bukan soal menggantikan Nvidia sepenuhnya, melainkan soal kemandirian teknologi,” tulis laporan dari The Information.
“Namun, dalam jangka panjang, bisa menjadi tekanan besar bagi Nvidia jika banyak perusahaan besar melakukan hal serupa.”
Konteks Geopolitik dan Industri Chip Dunia
Langkah Microsoft ini juga terjadi di tengah ketegangan rantai pasok global dalam industri semikonduktor.
AS dan Tiongkok tengah bersaing ketat dalam penguasaan teknologi chip AI, sementara perusahaan seperti TSMC menjadi pemain sentral dalam produksi global.
Pemerintah Amerika Serikat bahkan memberikan insentif besar melalui CHIPS and Science Act, yang mendorong perusahaan-perusahaan domestik untuk berinovasi dan memproduksi chip dalam negeri.
Microsoft, sebagai salah satu korporasi paling berpengaruh di dunia teknologi, dinilai berperan penting dalam mengamankan dominasi AS di sektor AI.
Integrasi dengan OpenAI dan Azure
Salah satu motivasi utama pengembangan chip AI Microsoft adalah untuk mengoptimalkan performa OpenAI di platform Azure.
Selama ini, setiap pelatihan model GPT terbaru membutuhkan puluhan ribu GPU Nvidia H100, dengan biaya miliaran dolar.
Dengan chip buatan sendiri, Microsoft bisa mengatur efisiensi daya dan biaya secara lebih terukur, sekaligus menyesuaikan desain arsitektur chip dengan kebutuhan khusus AI generatif.
Kolaborasi ini disebut akan memperkuat posisi Azure sebagai penyedia layanan cloud paling “AI-friendly” di dunia.
“OpenAI dan Microsoft memiliki hubungan yang simbiotik,” ujar Sam Altman dalam wawancara sebelumnya.
“Chip baru ini bisa mempercepat inovasi sekaligus menurunkan biaya eksperimen AI secara signifikan.”
Persaingan yang Kian Ketat di Industri AI
Persaingan di pasar chip AI kini semakin sengit.
Selain Nvidia, pemain baru seperti AMD dengan seri MI300, Intel dengan Gaudi 3, hingga startup seperti Cerebras dan Groq mulai memperluas penetrasi di pasar data center.
Namun, langkah Microsoft menandai babak baru: era perusahaan cloud raksasa yang menjadi produsen chip AI sendiri.
Jika strategi ini berhasil, maka dalam beberapa tahun ke depan, kita bisa menyaksikan pergeseran besar — dari model ketergantungan pada satu pemasok GPU menuju ekosistem chip internal multi-perusahaan.
Penutup: Kemandirian Teknologi sebagai Masa Depan
Keputusan Microsoft mengembangkan chip AI internal bukan hanya strategi bisnis, tetapi juga pernyataan geopolitik dan teknologi.
Di tengah meningkatnya kebutuhan daya komputasi untuk AI, perusahaan ini berusaha membangun fondasi yang lebih mandiri dan berkelanjutan.
Dalam industri yang bergerak secepat AI, kecepatan inovasi menjadi segalanya.
Dan kini, dengan chip “Athena”, Microsoft tampaknya siap mengambil langkah besar — tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga sebagai pencipta arsitektur masa depan kecerdasan buatan.