BeritaGlobalTeknologi

China Perkenalkan Chip Kuantum Zuchongzhi-3 yang Diklaim 1.000 Triliun Kali Lebih Cepat dari Superkomputer

Beijing — Di sebuah laboratorium riset di China, atmosfer keheningan tergantikan oleh desah decak kagum para peneliti ketika mereka mengaktifkan Zuchongzhi-3, prosesor kuantum generasi baru. Dalam presentasi terbatas, chip tersebut diklaim mampu melakukan perhitungan 1.000 triliun kali lebih cepat daripada superkomputer terkuat saat ini — sebuah klaim yang tentu memicu gelombang diskusi global di dunia teknologi tinggi.

Menurut laporan media, termasuk KompasTekno, Zuchongzhi-3 adalah langkah ambisius terbaru China dalam mengejar supremasi kuantum dan teknologi inti masa depan.

“Kami berada di ambang era baru,” ujar salah satu peneliti utama, “komputasi kuantum bukan lagi penelitian teoretis—kini ia mendekat ke aplikasi nyata.”


Apa Itu Zuchongzhi-3 & Teknologi di Baliknya

Zuchongzhi-3 adalah prosesor kuantum berbasis superkonduktor dengan ratusan qubit. Dengan arsitektur mutakhir dan optimasi interkoneksi qubit, chip ini dirancang untuk menangani random circuit sampling dan tugas-tugas yang sangat kompleks yang sulit ditandingi komputer klasik manapun.

Dalam makalah pra-publikasi (preprint) yang dibagikan ke komunitas ilmiah, tim penyusun mengklaim bahwa untuk menjalankan tugas sampling 83 qubit dengan 32 siklus, Zuchongzhi-3 dapat menyelesaikannya dalam hitungan ratus detik — tugas yang secara estimasi akan membutuhkan superkomputer paling kuat saat ini sekitar 6,4 miliar tahun untuk menyamai performanyaarXiv.

Angka “1.000 triliun kali lebih cepat” merujuk pada perbandingan teoritis antara kompleksitas tugas kuantum tertentu dan waktu yang dibutuhkan oleh superkomputer terbaik berdasarkan estimasi klasik — bukan berarti Zuchongzhi-3 selalu “1.000 triliun kali lebih cepat” di semua aplikasi.


Kenapa Klaim Ini Jadi Perhatian Dunia

Diagram skema chip Zuchongzhi-3. 105 qubit dan 182 coupler diintegrasikan pada chip yang sama untuk melakukan tugas pengambilan sampel sirkuit acak kuantum.

Klaim seperti ini langsung menjadi sorotan intensif dari komunitas riset, pemerintah, dan pelaku industri:

  • Ambisi strategis: China ingin memperkuat posisi sebagai pemimpin teknologi inti di era persaingan global.
  • Implikasi keamanan: Komputasi kuantum membuka potensi untuk memecahkan enkripsi saat ini — yang berarti risiko bagi keamanan siber global.
  • Lompatan ilmiah: Jika terbukti valid dan stabil, Zuchongzhi-3 akan menandai tercapainya quantum advantage serius — bukan hanya demonstrasi kecil.

Namun, sejumlah pengamat menekankan bahwa klaim seperti ini perlu verifikasi independen, karena komputasi kuantum masih rentan pada error, noise, dan tantangan teknis dalam skala besar.


Hambatan & Pertanyaan Kritis

Beberapa pertanyaan besar tetap menggantung:

  1. Stabilitas qubit & error correction
    Apakah Zuchongzhi-3 mampu menjalankan tugas kompleks dalam waktu lama tanpa error signifikan?
  2. Skalabilitas & manufaktur
    Produksi massal chip kuantum dengan kualitas tinggi masih menjadi tantangan besar di mana-mana — termasuk China.
  3. Aplikasi praktis
    Sebuah chip kuantum canggih tetap berguna hanya jika bisa diterapkan pada masalah nyata: simulasi molekuler, optimisasi, material baru, dsb.
  4. Transparansi & verifikasi independen
    Perlu ada tim luar atau institusi internasional yang mengevaluasi klaim performa, agar tidak sebatas propaganda teknologi.

Relevansi untuk Indonesia & Dunia

Bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya, perkenalan Zuchongzhi-3 punya arti strategis:

  • Teknologi masa depan: Bila komputasi kuantum matang, negara–negara pemilik teknologi ini memiliki keuntungan kompetitif besar.
  • Keamanan digital nasional: Sistem enkripsi generasi baru mungkin dibutuhkan jika algoritma keamanan lama rentan terhadap serangan kuantum.
  • Kesempatan kolaborasi atau ketergantungan teknologi: Indonesia bisa memilih untuk berkolaborasi dalam riset kuantum atau tetap menjadi konsumen teknologi impor.
Komputer kuantum Sycamore milik Google

Kesimpulan

Zuchongzhi-3 adalah manifestasi ambisi China dalam perang teknologi abad ke-21: mendobrak batas komputasi klasik dan memasuki era kuantum. Klaim “1.000 triliun kali lebih cepat” memang dramatis, tetapi nilainya tergantung pada konteks tugas dan validasi teknis.

Jika klaim ini terbukti nyata dan dapat menyentuh aplikasi praktis, kita akan melihat percepatan revolusi sains, industri, dan keamanan siber. Namun jalan ke sana masih panjang dan penuh tantangan teknis.

🔍 Dunia menanti: apakah Zuchongzhi-3 hanya menjadi headline teknologi, atau benar-benar titik awal era baru komputasi kuantum?