Kapolri Jenguk Korban Ledakan SMA Negeri 72 Jakarta di RS Islam Cempaka Putih
Jakarta — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hadir langsung di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pada Sabtu siang (8 November 2025) untuk menjenguk para siswa dan guru yang menjadi korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading, sehari sebelumnya. Kehadirannya menandakan perhatian tinggi aparat keamanan terhadap penanganan korban, pemulihan trauma, dan proses penyelidikan.
Rombongan dan Suasana Kunjungan
Sekitar pukul 12.40 WIB, Kapolri beserta rombongan tiba di RS Islam Cempaka Putih. Ia didampingi oleh Kabareskrim Polri Komjen Syahardiantono, Kapusdokkes Polri Irjen Asep Hendradiana, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi.
Sebelum memasuki ruang perawatan, Kapolri sempat meninjau posko pelayanan dan daftar korban yang terpasang di ruang lobi, serta berbincang singkat dengan petugas medis dan keluarga korban.
Ia kemudian memasuki ruang rawat inap, menyapa satu per satu siswa dan guru yang dirawat, memberikan dukungan moril, serta memastikan layanan medis dan psikologis tersedia.
Kondisi Korban dan Penanganan Medis
Berdasarkan data per Sabtu pagi, tercatat sejumlah korban masih menjalani perawatan di RS Islam Cempaka Putih. Papan informasi posko korban mencatat setidak-nya 14 orang dirawat di rumah sakit ini.
Korban mengalami berbagai cedera mulai dari luka bakar ringan, luka akibat serpihan kaca atau material akibat ledakan, hingga trauma psikologis. Beberapa korban dilaporkan menjalani operasi ringan.
Kapolri menegaskan bahwa selain menangani medis, pemulihan trauma dan pendampingan psikologis juga menjadi prioritas. Ia meminta agar sekolah, keluarga dan pihak terkait memastikan bahwa korban mendapatkan bantuan lengkap—tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Latar Belakang Insiden Ledakan
Ledakan terjadi di kompleks SMA Negeri 72 Jakarta, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat (7 November 2025) saat siswa dan guru tengah menunaikan Salat Jumat di masjid sekolah.
Polda Metro Jaya mencatat korban luka sebanyak sekitar 54-55 orang. Tim Brimob dan unit olah TKP telah diterjunkan untuk penyelidikan.
Polisi juga menemukan benda menyerupai senjata mainan di lokasi kejadian. Kapolri menyebut bahwa pelaku sementara diduga berasal dari lingkungan sekolah dan penyelidikan motif masih berlangsung.
Pesan dan Tuntutan Kapolri
Dalam kunjungan tersebut, Kapolri menyampaikan beberapa pesan kunci:
- Menjamin bahwa proses perawatan bagi semua korban akan berjalan lancar dan biaya ditanggung sesuai kebijakan pemerintah/governor.
- Mendesak agar sekolah dan pihak terkait melakukan evaluasi keamanan internal, termasuk pengecekan benda mencurigakan, pengawasan ruang ibadah sekolah, dan kesiapsiagaan tanggap darurat.
- Menekankan pentingnya pendampingan psikologis bagi siswa dan sekolah agar trauma tidak berkepanjangan dan proses belajar-mengajar bisa pulih dengan aman.
- Meminta masyarakat dan media untuk bersikap tenang, menunggu hasil resmi penyelidikan sebelum mempercayai spekulasi.
Dampak dan Tindak Lanjut
Kunjungan Kapolri menjadi sinyal kuat bahwa insiden ini dianggap serius oleh aparat keamanan dan pemerintah. Beberapa dampak dan tindak lanjut yang perlu diperhatikan:
- Pemulihan sekolah: Kegiatan belajar-mengajar di SMA Negeri 72 diperkirakan akan berlanjut setelah kondisi aman, namun proses pendampingan dan rekonstruksi ruang ibadah/sekolah perlu dilakukan agar rasa aman kembali tertanam.
- Penanganan psikologis: Semua siswa—baik yang terluka maupun hanya menyaksikan kejadian—dianjurkan mendapatkan sesi pemulihan trauma. KPAI sebelumnya telah mengingatkan bahwa seluruh siswa sekolah perlu pendampingan psikologis.
- Penyelidikan pelaku & motif: Polisi masih memeriksa identitas pelaku serta motif ledakan, termasuk apakah ini aksi perundungan (bullying) yang bereskalasi atau terkait benda yang disiapkan sebelumnya.
- Keamanan sekolah nasional: Insiden ini memunculkan kembali urgensi pengawasan keamanan internal sekolah di seluruh wilayah, serta perlunya standar kesiapsiagaan bencana dan kejadian tak terduga.
Reaksi Publik dan Tantangan
Reaksi publik muncul dari orang tua, siswa, dan masyarakat umum yang menyoroti:
- Rasa prihatin terhadap korban yang masih muda dan dalam lingkungan pendidikan.
- Kekhawatiran terhadap keamanan ruang ibadah sekolah dan potensi risiko yang selama ini dianggap normal.
- Tantangan bagi institusi sekolah dalam mengatur keamanan sambil tetap menjaga ruang belajar yang terbuka dan nyaman untuk siswa.
Di sisi lain, sekolah atau pemerintah daerah menghadapi tantangan besar seperti:
- Memulihkan kepercayaan siswa dan orang tua terhadap keamanan sekolah.
- Mengatur biaya dan logistik rehabilitasi ruang sekolah dan fasilitas yang rusak atau terdampak.
- Menjaga agar proses penyelidikan tidak melupakan aspek edukasi kepada siswa tentang kewaspadaan dan keamanan di lingkungan pendidikan.
Kesimpulan
Kunjungan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo ke Rumah Sakit Islam Cempaka Putih untuk menjenguk korban ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta bukan sekadar rutinitas komando, tetapi juga simbol kepedulian negara terhadap siswa dan institusi pendidikan.
Insiden ini menyentak kesadaran bahwa ruang sekolah—tempat seharusnya aman bagi anak-anak—ternyata menyimpan potensi risiko yang harus diantisipasi. Dari penanganan medis, pendampingan psikologis, hingga evaluasi sistem keamanan, semuanya menjadi bagian dari respons menyeluruh.
Kini, perhatian bergeser tidak hanya ke siapa pelaku atau motifnya, tetapi juga bagaimana seluruh elemen pendidikan, keamanan dan masyarakat bersinergi agar kejadian serupa tidak terulang dan anak-anak bisa belajar dengan aman dan penuh kepercayaan.

