Global

đź“° Taiwan Rayakan Hari Nasional dengan Parade Militer dan Atraksi Udara

Focus Keyphrase: parade militer Hari Nasional Taiwan
SEO Title: Taiwan Rayakan Hari Nasional dengan Parade Militer dan Atraksi Udara Spektakuler
Slug: taiwan-rayakan-hari-nasional-parade-militer-atraksi-udara
Meta Description: Taiwan merayakan Hari Nasional dengan parade militer megah dan atraksi udara di Taipei, di tengah ketegangan politik dengan China yang masih berlanjut.
Related Keywords: Taiwan, parade militer, Hari Nasional Taiwan, ketegangan China Taiwan, atraksi udara Taipei


Langit Taipei Penuh Warna, Tapi Tegang

BeritaSekarang.id — Langit biru Taipei berubah menjadi panggung megah pada Kamis, 10 Oktober 2025, ketika Taiwan merayakan Hari Nasional ke-114 dengan parade militer dan atraksi udara besar-besaran.
Perayaan yang dikenal sebagai “Double Ten Day” itu berlangsung meriah, namun diwarnai nuansa politik yang sarat pesan bagi dunia.

Presiden Lai Ching-te memimpin upacara dari Istana Kepresidenan di pusat Taipei, dikelilingi oleh ribuan warga, diplomat asing, dan tamu kehormatan.
Puluhan pesawat jet F-16V, helikopter Black Hawk, dan pesawat pelatihan AT-5 Thunder Tiger menghiasi udara — sementara barisan pasukan elit menampilkan formasi parade yang teratur di sepanjang Boulevard Ketagalan.

“Hari ini, Taiwan berdiri tegak di hadapan dunia — dengan keyakinan, solidaritas, dan tekad untuk mempertahankan kebebasan,” ujar Presiden Lai dalam pidato nasionalnya yang disiarkan langsung televisi CNA.


Pameran Militer di Tengah Bayang-Bayang Ancaman

Perayaan tahun ini bukan sekadar seremoni, melainkan juga demonstrasi kesiapan militer Taiwan di tengah meningkatnya tekanan dari Beijing.
Dalam dua bulan terakhir, Kementerian Pertahanan Taiwan mencatat lebih dari 200 pesawat dan 50 kapal perang China terdeteksi di sekitar Selat Taiwan — jumlah tertinggi sepanjang 2025.

Maka tidak mengherankan bila parade kali ini menonjolkan kekuatan udara dan pertahanan rudal.
Salah satu sorotan utama adalah keikutsertaan rudal pertahanan Hsiung Feng III (HF-3) dan sistem Sky Bow III, yang disebut mampu menghadapi ancaman misil jarak menengah.

“Kami tidak ingin perang, tapi kami juga tidak akan menyerahkan masa depan kami,” kata Menteri Pertahanan Wellington Koo, dikutip Reuters.
“Parade ini bukan provokasi, melainkan pesan kepercayaan diri terhadap dunia.”


Atraksi Udara: Simbol Teknologi dan Ketahanan

Salah satu bagian paling memukau dari acara adalah atraksi udara bertajuk “Guardians of the Sky.”
Enam jet tempur F-16V Fighting Falcon membentuk formasi hati raksasa di langit, diikuti pesawat AT-5 yang menulis angka “114” menggunakan asap merah-putih-biru — warna bendera Taiwan.

Atraksi ini disambut sorak-sorai warga yang memenuhi taman kota dan jalanan utama Taipei.
Banyak yang datang mengenakan pakaian tradisional, sementara anak-anak melambaikan bendera kecil sambil bersorak “Long live Taiwan!”

Selain pasukan militer, parade juga melibatkan tim penyelamat sipil, pemadam kebakaran, dan relawan bencana — simbol kontribusi masyarakat terhadap keamanan nasional.
Atraksi udara ini disebut-sebut sebagai yang paling megah dalam sepuluh tahun terakhir.


Pesan Politik: Kedaulatan dan Diplomasi Global

Pidato Presiden Lai menyoroti pentingnya solidaritas rakyat di tengah tekanan geopolitik.
Ia menegaskan bahwa Taiwan akan tetap mempertahankan sistem demokrasinya dan memperluas kerja sama internasional, terutama dengan negara-negara Asia Tenggara dan Eropa.

“Taiwan tidak mencari konfrontasi, tetapi kami menolak intimidasi,” ujarnya dengan tegas.
“Kami percaya masa depan Taiwan ditentukan oleh rakyat Taiwan, bukan pihak luar.”

Kata-kata itu mendapat tepuk tangan panjang dari para undangan, termasuk delegasi parlemen dari Jepang, AS, dan Lithuania.
Sebaliknya, Beijing langsung menanggapi dengan keras.
Kementerian Luar Negeri China menuduh Taiwan “mempermainkan isu kedaulatan” dan memperingatkan bahwa segala bentuk “gerakan separatis” akan mendapat konsekuensi.

“Tidak ada ruang untuk dua China,” ujar juru bicara Kemenlu China, Mao Ning, di Beijing.
“Kami mendesak pihak berwenang Taiwan untuk berhenti mencari dukungan asing.”


Suara dari Warga: Bangga Tapi Cemas

Di tengah gegap gempita parade, ada juga nada kecemasan.
Bagi sebagian warga Taipei, kebanggaan nasional bercampur dengan kekhawatiran akan masa depan yang penuh ketegangan.

“Kami bangga pada negara kami, tapi setiap kali jet lewat, saya teringat bahwa kita hidup di bawah ancaman,” kata Liang Yu-shin, mahasiswa 21 tahun, kepada Taiwan News.
“Tapi mungkin itulah arti sebenarnya dari merdeka — tetap berdiri meski dunia menekan.”

Warga lainnya, Chen Mei-ling, penjual makanan di kawasan Ximending, menyebut parade ini sebagai “hari kebahagiaan di tengah badai.”
Menurutnya, parade bukan hanya soal senjata, tapi juga tentang “rakyat yang masih bisa tersenyum di bawah bendera sendiri.”


Dukungan Dunia dan Isyarat Damai

Beberapa negara sekutu menyampaikan ucapan selamat atas Hari Nasional Taiwan.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Jepang, dan Australia menyampaikan pernyataan bersama, menegaskan dukungan terhadap stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.
Namun mereka juga menekankan pentingnya dialog damai antara Taipei dan Beijing.

Di sisi lain, Uni Eropa mengirim pesan diplomatik yang lebih hati-hati:

“Kami menghormati sistem demokrasi Taiwan dan menyerukan semua pihak untuk menahan diri,” tulis pernyataan resmi UE.

Analis politik dari Brookings Institution, Michael O’Hanlon, menilai bahwa parade ini adalah bagian dari “strategi diplomasi visual” Taiwan.

“Taiwan tahu dunia menonton. Parade ini adalah panggung yang menyatukan pesan militer, politik, dan moral.”


Penutup: Merdeka di Bawah Bayang-Bayang

Parade Hari Nasional Taiwan tahun ini adalah gabungan antara kebanggaan dan ketegangan.
Di satu sisi, rakyat merayakan demokrasi yang tetap hidup di tengah tekanan; di sisi lain, mereka sadar setiap perayaan bisa menjadi sinyal politik yang menegangkan kawasan.

Namun bagi warga Taipei, seperti kata Presiden Lai, “selama langit masih terbuka dan bendera masih berkibar, Taiwan akan terus berdiri.”

Dan pagi itu, di bawah langit yang dipenuhi warna merah-putih-biru, Taiwan memang berdiri — bangga, waspada, dan berani.