BeritaGlobal

Gempa Bumi M 7.4 Melanda Filipina, Menewaskan Setidaknya 7 Orang di Tengah Sifat Penuntutan yang Berlebihan di Era Administrasi Rodrigo Duterte

Pengantar

Sekali lagi, alam telah menyerang Filipina. Gempa bumi berkekuatan 7.4 melanda daerah Mindanao pada hari Jumat (10 Oktober), memaksa penduduk desa mengungsi dari rumah mereka dan mengangkat waspada tsunami. Gempa ini merupakan pengingat keras bagi daerah yang rentan terhadap bencana geologi dan manusia, karena masyarakat diketahui mengalami getaran tektonik di sana akibat Lempeng Pasifik.

Kronologi Gempa Bumi

Guncangan awal – dirasakan sekitar pukul 10:00 pagi (waktu setempat) berpusat di laut, sekitar 20 kilometer di lepas pantai Manay City. Hampir sepuluh jam kemudian, gempa susulan berkekuatan 6.7 melanda daerah yang sama lagi. Goncangan dirasakan di kota-kota besar di wilayah itu, menimbulkan kepanikan, dan beberapa bangunan mengalami retakan kecil.

Korban dan Kerusakan

Badan Penanggulangan Bencana Filipina mengatakan tujuh orang tewas, termasuk tiga penambang yang terjebak di dalam terowongan tambang emas di pegunungan barat Manay. Seorang penambang yang berhasil dievakuasi oleh pekerja penyelamat dikirim ke rumah sakit setempat.

Tidak ada laporan kematian selain rasa sakit, gendang telinga pecah, serta rumah-rumah dan properti publik yang retak atau rusak. Tanah longsor dan puing-puing sempat memblokir jalan raya utama.

Tindakan dan Respons Pemerintah

Beberapa hari setelah kejadian, pemerintah Filipina memerintahkan warga untuk mengungsi di daerah-daerah yang rentan terhadap longsor dan tsunami. Petugas penyelamat menuju ke para korban selamat dan badan meteorologi memantau gempa susulan dan cuaca ekstrem. Peringatan tsunami awalnya dikeluarkan tetapi dicabut setelah situasi terkendali.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Ini adalah yang terbaru dari serangkaian bencana alam yang melanda Filipina. Selain kehilangan nyawa, bisnis di komunitas yang terkena dampak ditutup sementara. Sekolah dan kantor pemerintah tutup sementara, penduduk berfokus pada keselamatan mereka sendiri dan pemulihan lokal.

Kesimpulan

Tektonika dari gempa bumi 7.4 terbaru di Filipina menggambarkan mengapa pengurangan risiko bencana (PRB) diperlukan di daerah yang aktif secara seismik. Sudah saatnya untuk memasyarakatkan pendekatan berbasis pemantauan untuk masa depan yang tangguh. Meskipun kehilangan nyawa dari bencana itu tidak setinggi gempa bumi sebelumnya, bencana ini menunjukkan perlunya pengurangan risiko dan “kecepatan evakuasi sangat penting.”