Banjir Sekaligus Longsor di Sumut Makan Korban, Ini Kata Gubsu Bobby
Jakarta, BeritaSekarang.id – Batang Kayu gelondongan yang terbawa arus banjir di Sumatera Utara (Sumut) kini ramai jadi sorotan. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution memberikan tanggapan.
Dilansir dari BeritaSekarang.id, video viral di media sosial menampilkan tumpukan gelondongan kayu terbawa saat banjir bandang di beberapa daerah Sumut. Bobby akan mengecek perihal itu.
“Ya nanti kita lihat ya (soal banyaknya gelondongan kayu),” kata Bobby Nasution di Lanud Soewondo Medan , Kamis (27/11/2025).
Menurut Bobby,saat ini fokus mereka adalah mengevakuasi warga yang terdampak dan terjebak banjir. Termasuk mempercepat pengiriman logistik.
“Yang pasti untuk saat ini kita fokusnya untuk evakuasi warga dan juga mempercepat logistik untuk kebutuhan warga, baik ekbutuhan makanan, kebutuhan hari-harinya seperti anak bayi butuh pampers,” ujarnya.
Dalam sejumlah video yang tersebar di media sosial, banjir bandang membawa muatan gelondongan kayu di Kabupaten Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, hingga Sibolga. Beragam komentar warganet menduga itu merupakan praktik ilegal logging yang ikut memperparah banjir dan longsor.
- Memakan Korban Jiwa
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengungkapkan ada 174 jiwa meninggal dunia, 79 hilang dan 12 luka-luka akibat banjir dan longsor di Sumatra Utara, Aceh dan Sumatra Barat. Dia menyebut, bencana yang terjadi di Sumatra Utara terdapat 216 korban meninggal dunia dan 42, orang hilang.
Ia menjelaskan bahwa bencana yang melanda Sumatra Utara telah menelan 216 korban meninggal dan 42 orang masih hilang. Dampaknya terasa di berbagai daerah. Di Tapanuli Utara tercatat 11 korban, sementara Tapanuli Tengah menjadi wilayah dengan jumlah korban terbanyak, yaitu 51 orang.
Tapanuli Selatan melaporkan 32 korban, disusul Kota Sibolga dengan 17 orang. Humbang Hasundutan mencatat 6 korban, Kota Padang Sidempuan 1 orang, dan Pakpak Barat 2 orang.
Menariknya, Mandailing Natal menjadi satu-satunya daerah yang tidak melaporkan korban jiwa dalam peristiwa ini
“Per hari ini kami mendata korban meninggal dunia 116 dan 42 masih dalam pencarian. Tentu saja data ini akan berkembang terus masih ada titik-titik yang belum ditembus. Yang diindikasikan di lokasi longsor itu mungkin ada korban jiwa,” ungkap Suharyanto, dikutip Sabtu (29/11/2025).
Suharyanto menjelaskan bahwa bencana ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menyebabkan kerusakan infrastruktur secara masif. Di Tapanuli Selatan, jalur nasional Sidempuan–Sibolga terputus di satu titik, sementara jalur Sipirok–Medan terputus di dua titik. Kondisi serupa terjadi di Mandailing Natal, di mana sejumlah ruas jalan—seperti Singkuang–Tabuyung dan Bulu Soma–Sopotinjak—tidak bisa dilalui akibat banjir dan longsor. Untuk mempercepat pemulihan akses, alat berat sudah dikerahkan ke berbagai lokasi.
Gangguan juga terjadi pada jaringan komunikasi, yang menyebabkan proses pendataan dan distribusi bantuan sempat tersendat. Sebagai solusi cepat, pihaknya mengirimkan perangkat Starlink ke pemerintah daerah, posko darurat, dan sejumlah lokasi pengungsian guna memastikan arus informasi tetap berjalan.
Hingga kini, pendataan titik pengungsian masih berlangsung di banyak daerah. Humbang Hasundutan tercatat memiliki satu titik pengungsian, sementara Mandailing Natal memiliki delapan titik dengan jumlah penyintas terbanyak berada di Kecamatan Siabu, Muara Batang Gadis, dan Batahan. Penyaluran logistik sudah bergerak terutama menuju Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal, mencakup beras, makanan siap saji, tenda, terpal, hingga family kit. Pemerintah pusat juga telah mengerahkan personel BNPB, TNI/Polri, serta dukungan lintas kementerian dan lembaga.
- Korban Meninggal Dunia di Aceh 35 orang
Sementara itu, di Aceh, BNPB mencatat 35 korban meninggal, 25 orang hilang, dan 8 orang luka-luka. Korban terbanyak berasal dari Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah. Proses pendataan masih terus dilakukan di beberapa wilayah lain seperti Aceh Timur, Aceh Singkil, dan Aceh Utara.
“ini akan berkembang terus datanya. Dan sementara yang terdata ada 35 jiwa yang meninggal dunia,” kata Suharyanto.
Suharyanto menegaskan, lokasi pengungsian sudah tersebar di 20 kabupaten/kota termasuk 96 titik Kota Lhokseumawe. Kondisi ini menjadi sorotan utama pemerintah daerah dan pusat untuk percepat distribusi logistik dan layanan dasar.
“Per sore ini yang mengungsi ada 4.846 KK,” ungkap Suharyanto.
Sama seperti di Sumatra, Aceh jgua mengalami gangguan besar pada akses transportasi. Jalur nasional perbatasan SUmut-Aceh terputus akibat longsor. Kerusakan jembatan di Meureudu pun membuat jalur utama banda Aceh-Lhokseumawe Aceh Timur-Langsa-Aceh Tamiang terhenti total, memutus arus mobilitas antar daerah.
Situasinya semakin rumit karena beberapa kabupaten—seperti Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah—hingga kini tidak bisa dijangkau melalui jalur darat. Jalan nasional dan jembatan di wilayah itu mengalami kerusakan berat, sehingga transportasi udara menjadi satu-satunya pilihan melalui Bandara Perintis Gayo Lues dan Bandara Rembele Bener Meriah.
Untuk menjaga koordinasi di lapangan, Suharyanto menjelaskan bahwa BNPB telah memasang perangkat Starlink di Gayo Lues, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Pemasangan akan diperluas ke titik-titik lain agar komunikasi antarpetugas tetap lancar.
Selain itu, penyaluran logistik terus dilakukan, termasuk di Kota Lhokseumawe yang menerima beras, mi instan, minyak goreng, telur, gula, popok, dan obat-obatan. Pemerintah pusat juga mengerahkan 26 personel BNPB, disertai bantuan Presiden yang dikirim melalui tiga pesawat Hercules berisi beras, gula, minyak, mi instan, perangkat komunikasi, tenda, genset, LCR, dan kompresor.
- Kesimpulan
Banjir dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat menimbulkan dampak besar, baik dari sisi korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur. Di Sumut, perhatian publik tertuju pada gelondongan kayu yang terbawa arus banjir, yang masih akan ditelusuri oleh Gubernur Bobby Nasution. Namun, untuk saat ini pemerintah daerah fokus pada evakuasi warga dan percepatan distribusi logistik.

