Sungai Citarum Meluap — Tiga Kecamatan di Kabupaten Bandung Terendam Banjir
Jumat – Beritasekarang.id – Akibat luapan Sungai Citarum pada Jumat, 5 Desember 2025, tiga kecamatan di Kabupaten Bandung — yaitu Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang — dilaporkan terendam banjir. Permukiman, jalan raya, dan fasilitas umum terendam air dengan ketinggian beragam.
Menurut data terbaru dari BPBD Kabupaten Bandung, ketinggian air bervariasi antara 50 cm hingga 1,5 meter — kondisi cukup parah hingga memaksa sebagian warga menggunakan perahu sebagai alat transportasi darurat.
Dampak: Warga Terdampak Ribuan Jiwa
- Kecamatan Dayeuhkolot tercatat terdampak paling besar — sekitar 9.246 keluarga atau sekitar 25.918 jiwa.
- Di Baleendah, ada tiga kelurahan terdampak dengan estimasi 5.579 jiwa atau 1.973 keluarga.
- Kecamatan Bojongsoang mencatat sekitar 1.236 keluarga — kurang lebih 3.000 jiwa — terdampak banjir akibat luapan ini.
Sejumlah kawasan perumahan, jalan utama, serta fasilitas publik ikut terendam, sehingga aktivitas warga sehari-hari terganggu. Banyak keluarga terpaksa mengungsi atau menggunakan perahu untuk mobilitas.
Konteks: Banjir Berulang Akibat Luapan Sungai Citarum
Sejarah menunjukkan bahwa luapan Sungai Citarum telah beberapa kali menjadi penyebab banjir di wilayah yang sama. Misalnya, pada 2022 dan 2025, kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang sudah pernah mengalami banjir akibat sungai dan anak-sungainya meluap.
Faktor hujan deras yang berulang serta kondisi drainase dan lingkungan sekitar sungai diduga menjadi pemicu utama meluapnya air — terutama saat intensitas hujan tinggi dalam jangka waktu panjang.
Respons dan Kondisi di Lapangan
BPBD Kabupaten Bandung bersama instansi terkait sudah melakukan pendataan korban terdampak serta kondisi terparah. Evakuasi dan bantuan darurat segera disalurkan ke warga terdampak.
Di beberapa titik, akses transportasi terputus, memaksa warga menggunakan perahu. Jalan raya tergenang, kendaraan tidak bisa melintas — memperlambat mobilitas dan distribusi bantuan.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama bila terjadi hujan deras atau sungai mulai meluap kembali. Pihak berwenang juga terus memantau debit air dan memperingatkan warga di area rawan banjir.
Kenapa Bisa Terjadi Lagi: Pelajaran dari Banjir Berkepanjangan
| Faktor | Dampak terhadap Banjir |
|---|---|
| Hujan deras berintensitas tinggi | Meningkatkan debit air sungai — menjadi pemicu utama luapan. |
| Sistem drainase dan pengelolaan sungai yang padat — Daerah padat penduduk | Mengurangi kapasitas penyerapan air dan memperlambat aliran, memicu genangan luas. |
| Permukiman dekat pinggir sungai / kawasan rawan banjir | Membuat risiko terdampak sangat tinggi, seperti Dayeuhkolot & Baleendah. |
Meski Sungai Citarum telah mendapat perhatian, peristiwa banjir berulang menunjukkan bahwa upaya mitigasi dan pengelolaan risiko perlu ditingkatkan — baik dari segi pengaturan ruang, peringatan dini, maupun edukasi warga.
Harapan & Rekomendasi
- Peningkatan Sistem Drainase & Infrastruktur Banjir — normalisasi sungai, perbaikan drainase, dan pembangunan tanggul jika diperlukan.
- Penataan Tata Ruang & Pemukiman — membatasi pembangunan di zona rawan banjir, memindahkan permukiman berisiko tinggi.
- Peringatan Dini & Edukasi Warga — sistem informasi banjir, evakuasi cepat, serta kesiapsiagaan jika curah hujan ekstrem terjadi.
- Koordinasi Antarlembaga & Penanganan Cepat — BPBD, pemerintah daerah, masyarakat, dan pihak terkait harus bersinergi cepat saat bencana.
Kesimpulan
Peristiwa luapan Sungai Citarum yang menyebabkan banjir di tiga kecamatan Kabupaten Bandung — Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang — menjadi pengingat bahwa risiko banjir tidak hilang begitu saja. Meski sudah ada upaya mitigasi, kombinasi cuaca ekstrem, kepadatan pemukiman, dan kondisi lingkungan membuat ancaman tetap nyata.
Bagi warga terdampak, dampaknya sangat berat — dari kerusakan rumah, terganggunya mobilitas, hingga potensi kerugian sosial ekonomi. Pemerintah dan masyarakat harus terus bersama-sama meningkatkan kesiapsiagaan, mitigasi, dan pengelolaan lingkungan agar bencana serupa bisa dicegah di masa depan.

