Pengetahuan umum

Mobil Tertemper Kereta di Stasiun Poris‑Kalideres, Jalur KRL Hanya Bisa Dilalui Bergantian

Jakarta, 19 Desember 2025 — Sebuah insiden lalu lintas terjadi di jalur kereta Commuter Line antara Stasiun Poris dan Kalideres pagi ini. Sebuah mobil tertemper kereta Bandara Soekarno‑Hatta yang melintas di jalur rel menyebabkan gangguan perjalanan KRL dan mengharuskan rel dilalui secara bergantian oleh kereta yang melintas.

Kejadian ini dilaporkan oleh PT KAI Commuter melalui unggahan resmi di platform media sosialnya. Mereka menjelaskan bahwa rangkaian KA 807A‑808A (rute Bandara Soetta–Duri–Manggarai) mengalami insiden tertemper kendaraan di petak rel antara Stasiun Poris dan Kalideres pada pagi hari.


Kronologi Insiden

Menurut keterangan dari PT KAI Commuter, mobil yang tertemper kereta menghantam bagian badan mobil saat melintas di jalur rel. Imbasnya, jalur rel sempat terhambat dan memengaruhi arus perjalanan KRL di lintas tersebut. Meski demikian, petugas di lapangan segera melakukan penanganan dan pemeriksaan terhadap rangkaian yang terlibat guna memastikan kondisi layak melanjutkan perjalanan.

Sampai berita ini ditulis, belum ada laporan detail soal penyebab mobil berada di jalur rel saat kereta melintas, atau apakah terjadi pelanggaran rambu perlintasan. Namun kondisi jalur yang sempat terganggu membuat jalanan kereta dialihkan bergantian sebelum gangguan benar‑benar dibersihkan.


Dampak pada Perjalanan KRL

Akibat insiden tersebut, perjalanan Commuter Line di sepanjang segmen Stasiun Batu Ceper ke arah Rawa Buaya sempat mengalami keterlambatan karena hanya bisa menggunakan satu jalur secara bergantian. KAI Commuter meminta maaf kepada pengguna atas ketidaknyamanan yang timbul akibat gangguan layanan ini.

Para penumpang yang hendak menuju Tangerang dan sekitarnya harus menunggu regulasi jalur sebelum kereta bisa melaju lagi dengan normal. Beberapa pengguna sempat mengeluhkan keterlambatan jadwal dan ketidaktahuan soal kepastian layanan sepanjang pagi.


Keselamatan di Perlintasan Kereta

Kecelakaan atau insiden yang melibatkan kereta dan kendaraan bukan hal yang baru di Indonesia. Di masa lalu, sejumlah kasus seperti mobil atau kendaraan lain tertabrak KRL di perlintasan sebidang sering terjadi. Hal ini menyoroti pentingnya kewaspadaan dan ketaatan terhadap rambu perlintasan kereta api.

Menurut data dari berbagai insiden kereta di jalur rel, tantangan keselamatan sering muncul di titik perlintasan tanpa palang pintu atau rambu yang minim. Ketika kendaraan mencoba menyeberang rel tanpa memperhatikan kedatangan kereta, risiko tertabrak atau tertemper kereta meningkat, menyebabkan gangguan perjalanan dan potensi cedera.


Respons Operator Kereta

PT KAI Commuter sendiri terus meningkatkan sosialisasi keselamatan perlintasan, termasuk memperingatkan pengemudi untuk selalu mengutamakan kereta yang melintas, berhenti ketika tanda peringatan menyala, dan menunggu sampai rel benar‑benar aman untuk dilewati. Ini sesuai dengan aturan keselamatan transportasi yang berlaku di Indonesia.

Operator juga berkoordinasi dengan petugas lapangan untuk memastikan bahwa kondisi jalur rel aman setelah kejadian‑kejadian seperti ini. Pemeriksaan secara berkala dan pemantauan titik rawan di jalur rel menjadi fokus penting untuk mencegah insiden serupa di masa depan.


Imbauan kepada Masyarakat

Pihak berwenang dan operator transportasi umum kembali mengimbau masyarakat agar lebih berhati‑hati ketika melintasi jalur kereta api, terutama di titik yang tidak memiliki palang pintu otomatis. Pelanggaran terhadap rambu dan sinyal perlintasan sering menjadi penyebab utama kejadian seperti tertempernya kendaraan oleh kereta.

Kecelakaan atau gangguan layanan bukan hanya berdampak bagi pengguna kereta, tetapi juga dapat menimbulkan risiko bagi keselamatan pengemudi dan penumpang kendaraan. Kepatuhan terhadap aturan lalu lintas di dekat rel kereta sangat penting untuk mencegah terulangnya insiden serupa.


Langkah Selanjutnya

Tim terkait terus melakukan investigasi di lokasi kejadian untuk menentukan kronologi lebih lengkap dan apakah ada unsur human error atau teknis yang menyebabkan mobil berada di jalur rel saat kereta melintas. Hasil investigasi ini nantinya akan dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan keselamatan transportasi umum dan jalan raya di wilayah Jakarta dan sekitarnya.