KesehatanMakanan

Makanan Tinggi Lemak Bisa Memicu Penurunan Fungsi Otak

Penelitian terkini mengungkap kaitan serius antara konsumsi makanan tinggi lemak—termasuk minuman seperti milkshake—dengan percepatan penurunan fungsi kognitif otak. Ketika pola makan bergizi buruk semakin marak, penting bagi kita memahami risiko dan mengambil langkah preventif.

Apa Kata Penelitian Terkini?

Studi terbaru memfokuskan pada dampak asupan makanan dan minuman berlemak tinggi terhadap otak. Contohnya, milkshake dan makanan berlemak jenuh lainnya berpotensi mempercepat penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir. Meskipun lemak merupakan bagian penting dari struktur otak, konsumsi berlebih dapat berbalik merusak fungsi neurologis.

Bagaimana Lemak Berlebih Merusak Otak?

Menurut artikel medis Aldokter dan KlikDokter, lemak jahat seperti lemak jenuh dan trans dapat menimbulkan peradangan dan merusak sinaps otak, khususnya di hippocampus—bagian penting dalam pengolahan ingatan. Lebih lanjut, lemak berlebih memicu mikroglia (sel pelindung otak) untuk melahap sinaps, bukannya melindungi, sehingga berdampak pada penurunan daya ingat dan kemampuan belajar.

Dampak Jangka Panjang dari Lemak Trans

Asupan lemak trans buatan—biasa ditemukan dalam makanan cepat saji, margarin, kue, dan gorengan—dapat menaikkan risiko Alzheimer serta mengakibatkan penurunan volume otak dan fungsi kognitif secara umum. Selain itu, lemak trans dapat menimbulkan spike LDL (“kolesterol jahat”) dan menurunkan HDL (“kolesterol baik”) yang semuanya berdampak buruk terhadap kesehatan otak dan sistem saraf.

Studi Tempo dan Temuan Klinis

Lebih jauh, Tempo menyoroti bahwa selain minuman tinggi lemak seperti milkshake, berbagai jenis makanan berlemak juga berperan mempercepat penurunan fungsi otak. Temuan ini sejalan dengan laporan ilmiah sebelumnya yang menunjukkan bahwa akumulasi lemak visceral—lemak yang menempel di organ—berdampak pada kerusakan jaringan otak.

Siapa yang Berisiko?

Kelompok rentan termasuk:

  • Usia lanjut, yang secara alami mengalami penurunan kognitif.
  • Pemakan pola tinggi lemak trans, seperti junk food, makanan olahan, gorengan.
  • Orang dengan obesitas atau kelebihan berat, yang rentan terhadap peradangan sistemik dan kerusakan otak.
  • Anak dan remaja, karena otak mereka masih berkembang dan sangat sensitif terhadap pola makan buruk.

Solusi: Gantilah Lemak Jahat dengan Lemak Baik

Untuk melindungi otak:

  1. Pilih lemak sehat seperti omega-3 (dalam ikan salmon, sarden), alpukat, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
  2. Hindari makanan cepat saji, gorengan berulang kali (minyak rusak), serta produk olahan dengan lemak terhidrogenasi parsial.
  3. Konsumsi sayur, buah, dan sumber karbohidrat kompleks demi mendukung kesehatan otak secara keseluruhan.

Rekomendasi Praktis untuk Harian

  • Gantilah camilan tinggi lemak jahat dengan kacang-kacangan atau buah segar.
  • Jika ingin milkshake, pastikan menggunakan bahan rendah lemak dan tambahkan buah sehat.
  • Batasi frekuensi makanan cepat saji—jadikan itu sebagai keistimewaan, bukan kebiasaan.
  • Jaga berat tubuh ideal; hindari obesitas yang memperparah risiko neurologis.
  • Kombinasikan pola makan sehat dengan aktivitas fisik rutin dan kualitas tidur baik untuk sinergi kesehatan otak.