Kesehatan

Mengungkap Risiko Tersembunyi Matcha: Kendalikan Asupan Kafein agar Manfaat Tetap Optimal

Menurut pakar yang dikutip, kandungan kafein matcha cukup tinggi — sekitar 70 mg per gram bubuk. Untuk orang yang sensitif, angka ini sudah mendekati batas toleransi tubuh.

Kafein memang memberi efek stimulasi: lebih terjaga, lebih fokus. Tetapi jika asupan melebihi batas toleransi, efek samping bisa muncul — seperti susah tidur, detak jantung cepat, hingga kecemasan. Beberapa literatur menyebut bahwa konsumsi matcha berlebihan bisa menyebabkan gangguan tidur dan sistem saraf.

Meskipun matcha juga mengandung L-theanine—zat yang memberikan efek relaksasi—kafein dominan dapat memicu insomnia atau tidur tidak nyenyak bila dikonsumsi di sore atau malam hari.

Matcha mengandung tanin yang dapat merangsang asam lambung atau menimbulkan iritasi jika diminum saat perut kosong. Gejala seperti mual, mulas, dan nyeri ulu hati mungkin timbul bagi sebagian orang.

Tanin juga diketahui mampu menghambat penyerapan zat besi non-heme dari makanan ketika dikonsumsi bersama makan. Bila dikonsumsi berlebihan dan frekuen, hal ini bisa memicu defisiensi zat besi, terutama bagi wanita yang rentan anemia.

Potensi Kandungan Logam Berat dan Kontaminan

Karena matcha berupa bubuk yang berasal dari daun utuh, kemungkinan terpapar logam berat (misalnya timbal) atau residu pestisida menjadi perhatian. Jika budidaya atau pengolahan tak dikelola dengan baik, akumulasi kontaminan dapat menjadi beban bagi ginjal atau hati dalam jangka panjang.

Interaksi Obat & Tekanan Hati

Beberapa penelitian menyebut bahwa konsumsi tinggi bahan aktif teh (EGCG) bisa memberi beban kerja lebih pada hati (potensi efek hepatotoksik ringan), terutama bila dikonsumsi bersama obat tertentu seperti antikoagulan atau obat tekanan darah.

Berdasarkan berbagai literatur, batas konsumsi matcha yang aman adalah sekitar 1–2 gram bubuk per hari atau setara dengan 1–2 cangkir matcha.

Pagi atau awal siang: waktu terbaik agar efek stimulasi tidak mengganggu istirahat malam.

Hindari konsumsi saat perut kosong untuk meminimalkan iritasi lambung.

Jarakkan waktu konsumsi matcha dengan makanan kaya zat besi, agar tidak menghambat penyerapan nutrisi.

Memilih matcha organik atau produk dari sumber tepercaya dengan uji laboratorium penting agar kontaminan dan logam berat bisa minimal.