Murah & Sehat: Konsumsi Satu Pisang Per Hari, Benarkah Bisa Cegah Kanker?
Jakarta — Buah pisang, yang selama ini akrab di meja sarapan dan snack sehari-hari, kini kembali mendapat sorotan dalam dunia kesehatan. Berdasarkan laporan dari sebuah studi internasional menunjukkan bahwa dengan rutin mengonsumsi buah pisang — minimal satu buah per hari — bisa memberikan efek perlindungan terhadap beberapa jenis kanker.
Meski bukan “jaminan” mutlak, temuan ini membuka harapan baru bagi upaya pencegahan kanker yang sederhana dan murah.
Latar Belakang Penelitian
Penelitian yang dikutip oleh beritasekarang berasal dari studi internasional yang berlangsung sekitar 20 tahun, melibatkan pasien dengan sindrom Lynch — suatu kelainan genetik yang meningkatkan risiko kanker usus besar dan kanker lainnya. Studi tersebut menemukan bahwa konsumsi rutin “pati resisten” yang terdapat dalam pisang agak hijau serta makanan lain, bisa mengurangi beberapa jenis kanker di luar usus besar hingga lebih dari separuhnya.
Studi utama dilaksanakan oleh tim peneliti dari University of Leeds dan Newcastle University di Inggris, dengan hasil yang diterbitkan di jurnal Cancer Prevention Research.
Fokus penelitian: makanan yang mengandung pati resisten (resistant starch) — jenis karbohidrat yang tidak dicerna di usus halus, kemudian difermentasi di usus besar, menghasilkan asam lemak rantai pendek dan mikrobiota usus yang lebih sehat.
Hasil yang mencolok pasien yang rutin mengonsumsi pati resisten mengalami penurunan insiden kanker saluran pencernaan bagian atas (esofagus, lambung, saluran empedu, pankreas, duodenum) hingga lebih dari 50% dibanding yang tidak. Efek ini tampak bertahan hingga 10 tahun setelah intervensi.
Bagaimana Pisang Bisa Bekerja dalam Pencegahan Kanker?
Pati resisten & mikrobiota usus
Pati resisten dalam pisang agak hijau berfungsi sebagai prebiotik — memberi “makanan” bagi bakteri baik di usus besar. Proses fermentasi menghasilkan asam lemak rantai pendek (short-chain fatty acids) yang memiliki efek antiinflamasi dan bisa menghambat sel tumor.
Antioksidan & fitonutrien
Pisang mengandung antioksidan seperti vitamin C, vitamin B6, serta flavonoid yang membantu melawan radikal bebas — salah satu pemicu kerusakan DNA yang bisa memicu kanker.
Serat pangan dan regulasi pencernaan
Serat dalam pisang membantu memperlancar pencernaan dan memperpendek waktu kontak zat karsinogenik dengan dinding usus, yang dapat mengurangi risiko kanker saluran cerna.
Efek sistemik & hormon
Ada bukti bahwa pola makan kaya buah dan serat bisa menurunkan faktor risiko seperti obesitas, resistensi insulin — semua ini berkaitan dengan peningkatan risiko kanker secara umum.
Jenis Kanker yang Diduga Terkait dengan Konsumsi Pisang
Dari penelitian yang dilaporkan, konsumsi pisang rutin terutama menunjukkan efek pada:
Kanker saluran pencernaan atas: esofagus, lambung, saluran empedu, pankreas, duodenum.
Uji pada pasien sindrom Lynch juga menunjukkan potensi pengurangan risiko kanker usus besar (meskipun hasil spesifik berbeda-beda).
Penting diingat: Ini bukan berarti pisang menghilangkan risiko kanker, tetapi dapat menurunkan risiko sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Ahli gizi selalu menekankan bahwa buah saja tidak cukup tanpa pola makan, aktivitas fisik, dan pemeriksaan rutin.
Rekomendasi Konsumsi Pisang untuk Mendukung Kesehatan
Agar manfaat pisang optimal, berikut beberapa saran praktis:
Konsumsi setidak-tidaknya satu buah pisang per hari, terutama varietas yang belum terlalu matang (agak hijau) agar kandungan pati resisten lebih tinggi. beritasekarang merekomendasikan “satu buah setiap hari”.
Pilih jenis pisang lokal yang segar, dan konsumsi langsung atau dengan metode sehat (smoothie tanpa gula tambahan, oatmeal campur pisang).
Hindari mengonsumsi pisang yang diolah dengan banyak gula atau digoreng—karena proses itu dapat mengurangi manfaat nutrisi.
Kombinasikan dengan pola makan seimbang: sayur-buah lain, gandum utuh, kacang-kacangan, dan hindari konsumsi rokok serta alkohol berlebih.
Pastikan hidrasi, aktivitas fisik yang cukup, dan pemeriksaan medis secara berkala — sebab konsumsi pisang hanyalah salah satu bagian dari pencegahan kanker.
Catatan dan Hal yang Perlu Diperhatikan
Studi terkait masih terbatas pada kelompok tertentu (contoh: pasien sindrom Lynch) sehingga belum bisa diartikan bahwa semua orang mendapat efek yang sama.
Pisang, terutama yang sangat matang, memiliki kandungan gula alami yang lebih tinggi — bagi penderita diabetes atau yang mengendalikan gula darah, harus tetap memperhitungkan total asupan karbohidrat.
Jangan mengandalkan pisang saja sebagai “obat” kanker — pencegahan memerlukan pendekatan menyeluruh: pemeriksaan rutin dan gaya hidup sehat.
Risiko kanker dipengaruhi banyak faktor seperti faktor genetik, lingkungan, pola makan secara keseluruhan, dan lainnya.
Mengapa Temuan Ini Relevan di Indonesia?
Di Indonesia, buah pisang sangat mudah diperoleh, terjangkau, dan menjadi bagian rutin pola makan masyarakat. Jika benar konsumsi rutin pisang memiliki efek perlindungan terhadap kanker, maka ini menjadi strategi pencegahan berbasis masyarakat yang murah dan luas jangkauannya.
Kesimpulan
Mengonsumsi satu buah pisang setiap hari bisa menjadi kebiasaan kecil yang berdampak besar dalam upaya menjaga kesehatan tubuh — termasuk potensi menurunkan risiko beberapa jenis kanker. Studi internasional menunjukkan bahwa pati resisten dan nutrisi dalam pisang punya mekanisme yang baik untuk mendukung pencegahan kanker, terutama saluran cerna atas.
Meski bukan solusi tunggal, pisang menjadi contoh betapa “mudah, murah, dan sehat” bisa bersinergi dalam pola hidup. Kombinasikan konsumsi pisang dengan gaya hidup aktif, pola makan seimbang, dan pemeriksaan medis rutin untuk hasil optimal.

