Capaian Imunisasi Campak-Rubela di Sumenep Belum Merata: Giligenting Tertinggi, Dungkek Terendah
Sumenep, Jawa Timur, 26 September 2025 — Pelaksanaan imunisasi Outbreak Response Immunization (ORI) Campak-Rubela (MR) di Kabupaten Sumenep menunjukkan pencapaian yang beragam di tiap kecamatan. Salah satu Puskesmas di Giligenting mencatat capaian tertinggi, sementara Puskesmas Dungkek berada di peringkat terendah. Kondisi ini menunjukkan tantangan untuk pemerataan cakupan imunisasi di wilayah kepulauan dan pedesaan.
Progres Imunisasi di Sumenep
Menurut data terbaru yang dirilis oleh Pemkab Sumenep melalui siaran pers, dari total sasaran 73.969 anak, sebanyak 69.134 anak telah mendapatkan imunisasi MR. Tingkat cakupan ini setara dengan 93,5 persen secara keseluruhan.
Pembagian capaian berdasarkan kelompok usia:
- Usia 4–6 tahun: 26.308 sasaran, 26.144 anak diimunisasi — cakupan 99,4%
- Usia 12–47 bulan: 31.237 sasaran, 28.297 anak diimunisasi — cakupan 90,6%
- Usia 7 tahun: 13.020 sasaran, 11.892 anak diimunisasi — cakupan 91,3%
- Usia 9–12 bulan: 3.404 sasaran, 2.801 anak diimunisasi — cakupan 82,3%
Data ini menggambarkan bahwa sebagian besar kelompok usia sudah mendekati angka ideal — kecuali kelompok usia 9–12 bulan yang masih tertinggal.
Giligenting vs Dungkek: Dua Kutub Capaian
Dari sekian Puskesmas yang melaksanakan ORI MR, Puskesmas Giligenting muncul sebagai contoh positif dengan capaian imunisasi 99,1 persen dari target 1.565 anak. Hanya 14 anak yang belum menerima vaksinasi.
Sebaliknya, Puskesmas Dungkek menjadi wilayah yang paling tertinggal. Dari target 2.362 anak, hanya 1.660 yang berhasil diimunisasi — capaian hanya 70,3 persen.
Hambatan yang Dihadapi
Beberapa faktor utama yang menghambat pemerataan imunisasi di Sumenep antara lain:
- Geografi wilayah kepulauan
Banyak desa terpencil yang sulit dijangkau, sehingga distribusi vaksin dan tenaga kesehatan menjadi sulit. - Sosialisasi dan edukasi yang belum menyeluruh
Tidak semua orang tua paham tentang pentingnya imunisasi MR, terutama di wilayah pedesaan. - Keterbatasan fasilitas layanan kesehatan
Sarana dan prasarana, seperti ruang vaksinasi dan tenaga medis, di beberapa puskesmas masih terbatas. - Ketidakpatuhan orang tua atau pengasuh
Ada yang menunda atau menolak vaksinasi karena kekhawatiran, misinformasi, atau kendala waktu. - Koordinasi lintas sektor yang kurang kuat
Pelibatan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan sekolah penting untuk mendukung program imunisasi.
Upaya Pemerintah dan Dinas Kesehatan
Menanggapi disparitas tersebut, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB (DKP2KB) Kabupaten Sumenep menyatakan telah melakukan beragam intervensi:
- Menambah distribusi vaksin dan logistik ke puskesmas terpencil.
- Memperkuat sosialisasi lewat media lokal, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat.
- Meningkatkan koordinasi antara kecamatan, desa, dan puskesmas agar program bisa berjalan sinergis.
- Memantau daerah dengan capaian rendah dan melakukan evaluasi serta supervisi.
Kepala DKP2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah, menyampaikan apresiasi khusus kepada Puskesmas Giligenting atas capaian mendekati sempurna, dan mendorong agar pelayanan di Puskesmas Dungkek ditingkatkan.
Implikasi Kesehatan Publik
Imunisasi MR penting untuk mencegah wabah campak dan rubela, terutama pada anak-anak. Jika cakupan tidak merata, potensi munculnya klaster kasus baru sangat tinggi.
Capaian tinggi di beberapa puskesmas menjadi modal untuk perlindungan kelompok yang imun, tetapi wilayah dengan cakupan rendah seperti Dungkek bisa menjadi titik lemah yang memicu penularan.
Rekomendasi Strategis
Berdasarkan temuan ini, berikut beberapa rekomendasi yang bisa dipertimbangkan:
- Target faskes prioritas: alokasikan lebih sumber daya ke puskesmas berkinerja rendah.
- Mobilisasi pelayanan keliling: petugas vaksinasi keliling untuk menjangkau desa terpencil.
- Edukasi intensif: kampanye door-to-door dan pemanfaatan media lokal untuk mengedukasi masyarakat.
- Monitoring dan evaluasi berkala: identifikasi hambatan spesifik di tiap puskesmas dan cari solusi lokal.
- Libatkan tokoh masyarakat dan agama: agar pesan vaksinasi lebih mudah diterima.
