Fakta Mengejutkan! Daerah di Jawa Timur yang Catat Kasus Baru HIV/AIDS Tertinggi
Suarabaya, BeritaSekarang.id – Provinsi Jawa Timus kini mencatat bangka kasus baru HIV/AIDS tertinggi secara nasional. Berdasarkan data terbaru Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Jawa Timur tahun 2025, jumlah penderita HIV/AIDS di provinsi ini mencapai 65.238 orang.
Dalam tiga bulan pertama tahun ini, yakni Januari hingga Maret, tercatat penambahan 2.599 kasus baru yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota. Peningkatan ini menjadi sorotan serius dan menegaskan pentingnya penguatan langkah pencegahan di tingkat lokal.
Upaya penanggulangan harus dilakukan secara sistematis melalui edukasi berkelanjutan kepada masyarakat, perluasan skrining di fasilitas kesehatan, serta pendampingan instensif bagi orang dengan HIV/AIDS. Langkah ini tidak hanya menekan laju penularan, tetapi juga mengurangi stigma yang masih melekat.
Apa itu HIV/AIDS?
Menurut Kementrian Kesehatan, Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah tahap awal dari penyakit AIDS. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga pasien menjadi rentan terhadap berbagai infeksi.
Jika tidak ditangani, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Penderita AIDS mengalami kerusakan sistem imun yang parah, sehingga tubuh tidak mampu melawan penyakit. Tahap ini menandai stadium akhir infeksi HIV.
- Sebaran Kasus HIV/AIDS di Kota Jawa Timur
Provinsi ini mengalami peningkatan kasus tertinggi di Indoensia, dengan penyebaran merata di berbagai kota dan kabupaten:
- Surabaya – Menjadi kota dengan kasus tertinggi, tercatat 368 kasus. Meski sempat turun, angka ini masih menempati posisi tertinggi di Jatim.
- Sidoarjo – Menyusul dengan 270 kasus, menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.
- Jember – Tercatat 229 kasus, termasuk daerah dengan jumlah penderita tinggi di provinsi.
- Tulungagung – menempati posisi keempat 209 kasus, menunjukkan tren peningkatan yang perlu segera ditangani.
- Pasuruan – Dengan 178 kasus, pemerintah daerah berperan penting dalam mencegah penularan dan melindungi masyarakat berisiko.
- Gejala Umum Tanda-Tanda HIV/AIDS
Gejala HIV/AIDS bervariasi, tergantung stadium infeksi. Beberapa tanda awal yang sering muncul antara lain:
- Sariaawan danr adang tenggorokan
- Kelelehan berlebihan
- Sakit kepala dan nyeri otot
- Ruam Kulit
- Pembengkakakn kelenjar getah bening
- Penurunan nafsu makan
- Berkeringat di malam hari
- Faktor Risiko Penularan
HIV/AIDS ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah dan cairan seksual. Faktor risiko utama meliputi:
- Bergonta-ganti pasangan seksual
- Penggunaan jarum suntik bersama
- Penularan dari ibu hamil ke janin
- Transfusi darah yang tidak aman
- Gejala berdasarkan Stadium Infeksi
Stadium 1: Fase Awal (Acute HIV Infection)
Stadium ini biasanya terjadi dalam waktu 2-4 minggu setelah seseorang terubfejsu HUV. Pada fase ini, Virus berkembang sangat cepat dalam tubuh dan sistem imun mulai merespons kehadiran virus tersebut. Gejalanya sering kali mirip flu biasa, sehingga kerap tidak disadari sebagai tanda infeksi HIV. Beberapa gejalanya berikut :
Terjadi 2–4 minggu setelah infeksi, gejala sering mirip flu, seperti demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, ruam, pembengkakan kelenjar, dan diare ringan.
Stadium 2: Fase Laten (Asimtomatik)
Tahap ini bisa berlangsung 5–10 tahun. Penderita tampak sehat, meski virus terus merusak sistem imun. Gejala ringan mungkin muncul, seperti pembengkakan kelenjar, kelelahan, atau infeksi ringan berulang.
Stadium 3: Gejala Sedang (Symptomatic HIV)
Sistem imun mulai melemah. Gejala mencakup penurunan berat badan signifikan, diare kronis, demam berkepanjangan, infeksi jamur, batuk kronis, dan tuberkulosis.
Stadium 4: AIDS (Stadium Lanjut)
Sistem imun nyaris tidak berfungsi (CD4 <200/µL). Penderita sangat rentan terhadap infeksi serius dan kanker. Gejala berat meliputi penurunan berat badan ekstrem, demam berkepanjangan, diare kronis, infeksi jamur, muncul bercak kulit, gangguan saraf, dan infeksi berat seperti meningitis atau pneumonia.
- Penanganan dan Pencegahan HIV/AIDS
Hingga saat ini, HIV belum dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, dengan penanganan medis yang tepat, orang dengan HIV (ODHIV) dapat hidup sehat dan produktif. Langkah penting meliputi:
- Terapi Antiretroviral (ARV) – Menekan jumlah virus, memperlambat kerusakan sistem imun, mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS, dan menurunkan risiko penularan. Obat ini harus diminum rutin seumur hidup.
- Pengobatan Infeksi Oportunistik – Menangani infeksi serius seperti TBC, pneumonia, dan infeksi jamur, terutama pada penderita AIDS.
- Pemeriksaan Rutin – Memantau jumlah CD4, viral load, fungsi hati dan ginjal, serta deteksi infeksi lain.
- Pola Hidup Sehat – Konsumsi makanan bergizi, olahraga ringan, istirahat cukup, dan hindari rokok, alkohol, serta narkoba.
- Dukungan Psikososial – Dukungan keluarga, konselor, dan komunitas pendamping ODHIV penting untuk menjaga semangat hidup dan kepatuhan berobat.
- Pencegahan Penularan – Gunakan kondom, jangan berbagi jarum suntik, minum ARV rutin, serta program pencegahan ibu ke anak (PMTCT).
Dengan strategi yang tepat dan kesadaran masyarakat, risiko penularan HIV dapat ditekan secara signifikan. Pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan yang berkelanjutan menjadi kunci utama dalam menghadapi lonjakan kasus ini.

