Siap-Siap, Rumah Murah Bakal Dibangun di Jakarta — Ini Bocorannya
Jakarta — Pemerintah tengah merencanakan pembangunan rumah murah (subsidi) di ibukota sebagai bagian dari upaya menyikapi krisis perumahan yang makin tajam. Bocoran dokumen internal dan pernyataan pejabat memberi gambaran awal: jenis rumah bakal lebih sederhana, lokasi tersebar di pinggiran Jakarta, serta persyaratan bagi calon penggarap tetap ketat.
Rencana ini muncul saat kebutuhan rumah terjangkau di Jakarta makin mendesak, khususnya bagi kalangan menengah ke bawah yang selama ini terbentur harga tanah, biaya konstruksi, dan regulasi perizinan. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) disebut-sebut ikut dalam perumusan rancangan teknis agar rumah murah bisa menjadi solusi nyata, bukan sekadar slogan politik.
Bocoran Rencana: Rumah Sederhana dan Tipis
Menurut dokumen bocoran, rumah murah yang akan dibangun di Jakarta akan memiliki spesifikasi yang sederhana. Luas bangunan diperkirakan berkisar antara 18 m² hingga 36 m², dengan luas tanah relatif kecil agar memungkinkan pembangunan lebih banyak unit dalam lahan terbatas. (Konsep serupa pernah muncul dalam wacana rumah subsidi 18 m²) detikcom+1
Material bangunan kemungkinan akan disederhanakan namun tetap aman dan layak huni, dengan standar konstruksi minimal yang telah ditetapkan PUPR. Fokusnya adalah efisiensi biaya—baik dari bahan, tenaga kerja, hingga desain tata ruang.
Unit-unit ini kemungkinan besar akan dibangun di wilayah pinggiran Jakarta atau daerah pinggiran kota (zona suburban) yang masih memiliki lahan tapi akses ke pusat kota masih bisa dijangkau melalui transportasi massal.
Syarat & Skema Pemilihan Penghuni
Bocoran juga menyebutkan beberapa persyaratan calon penghuni rumah murah:
- Memiliki penghasilan tetap di bawah batas tertentu (tidak lebih dari plafon penghasilan rumah subsidi).
- Belum memiliki rumah sendiri.
- Tidak sedang menerima subsidi rumah dari program lain.
- Adanya verifikasi administrasi dan data kependudukan yang ketat.
Skema cicilan akan dibuat agar sedemikian ringan—diperkirakan bisa di kisaran Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta per bulan untuk tipe terkecil—agar tetap mampu terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. (Angka tersebut berdasarkan simulasi rumah subsidi 18 m²) detikcom
Kendala yang Harus Diantisipasi
Rencana ambisius ini tidak tanpa tantangan. Beberapa masalah yang mungkin muncul:
- Harga tanah di Jakarta sangat tinggi — untuk menekan biaya, unit murah harus ditempatkan jauh dari pusat kota, yang bisa menyulitkan akses ke fasilitas dan transportasi.
- Infrastruktur penunjang — jalan, listrik, air, drainase, transportasi publik harus tersedia agar hunian layak.
- Regulasi & perizinan — birokrasi lahan dan perizinan sering terlambat atau menghadapi tumpang tindih regulasi daerah kota /provinsi DKI.
- Kualitas bangunan & pemeliharaan — agar tidak cepat rusak, standar konstruksi harus tetap tinggi meski dengan biaya terbatas.
Peluang & Dampak Potensial
Jika terlaksana dengan baik, rumah murah ini bisa memberi dampak besar:
- Membuka akses hunian bagi warga yang selama ini hanya menyewa atau tinggal di rumah tidak layak.
- Mengurangi tekanan permintaan di pasar perumahan menengah atas.
- Menyokong ekonomi lokal lewat proyek konstruksi, bahan bangunan, dan tenaga kerja.
- Membentuk model perumahan terjangkau yang bisa direplikasi di kota-kota besar lain di Indonesia.
Namun, kesuksesan bergantung pada komitmen pemerintah, pembiayaan berkelanjutan, dan keterlibatan masyarakat serta pengembang yang mau menjaga kualitas, bukan sekadar mencari keuntungan.