EkonomiTeknologi

Meretas Batas Akses: Analisis Implementasi Wi-Fi 5G ‘Internet Rakyat’ Rp100 Ribuan di 24 Daerah

JAKARTA, 27 November 2025 — Program penyediaan akses internet super cepat dengan harga terjangkau terus menjadi fokus pemerintah dan penyedia layanan (ISP). Kabar terbaru, sebanyak 24 daerah di Indonesia diumumkan sebagai penerima manfaat awal dari layanan Wi-Fi 5G Unlimited yang ditawarkan dengan skema ‘Internet Rakyat’ seharga sekitar Rp100 ribuan per bulan. Implementasi layanan ini menandai langkah signifikan dalam perluasan infrastruktur 5G non-seluler dan menunjukkan keseriusan dalam mewujudkan inklusi digital di tingkat regional.

Namun, keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari angka harga yang fantastis, tetapi juga dari tantangan infrastruktur yang harus dihadapi. Penyediaan jaringan 5G (fixed wireless access/FWA) membutuhkan investasi modal besar dan ketersediaan spektrum frekuensi yang memadai di daerah-daerah tersebut.

“Implementasi layanan 5G dengan harga yang sedemikian terjangkau adalah dobrakan di pasar broadband Indonesia. Ini menunjukkan adanya efisiensi luar biasa dari ISP pelaksana atau adanya dukungan kebijakan untuk memastikan masyarakat di luar Jawa juga dapat menikmati kecepatan setara 5G,” ujar seorang pengamat infrastruktur telekomunikasi.

Analisis Geografis dan Infrastruktur 5G

Fokus pada 24 daerah ini menunjukkan adanya strategi implementasi yang terukur. Pemilihan wilayah tersebut kemungkinan didasarkan pada:

  1. Potensi Pasar: Daerah-daerah tersebut mungkin dipilih karena memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi dan permintaan yang besar terhadap layanan internet berkecepatan tinggi.
  2. Kesiapan Infrastruktur: Wilayah-wilayah ini diasumsikan sudah memiliki infrastruktur serat optik pendukung (backbone) atau tower yang siap di-upgrade untuk teknologi FWA 5G.

Teknologi Fixed Wireless Access (FWA) menggunakan jaringan 5G (atau pita frekuensi tinggi lainnya) untuk menyediakan akses internet rumah tanpa perlu menarik kabel serat optik hingga ke rumah pelanggan. Ini sangat ideal untuk mempercepat cakupan di wilayah yang sulit dijangkau oleh kabel.

Dampak pada Kesenjangan Digital:

Dengan menyediakan kecepatan 100 Mbps dengan harga rakyat di 24 daerah, program ini bertujuan meratakan akses ke:

  • Pendidikan Digital: Memungkinkan siswa di daerah mengakses sumber belajar daring berkualitas tinggi.
  • Ekonomi UMKM: Memberdayakan UMKM di daerah untuk masuk ke e-commerce dan sistem pembayaran digital.

Tantangan Keberlanjutan dan Kualitas Layanan

Meskipun kabar ini menggembirakan, terdapat tantangan serius terkait keberlanjutan dan kualitas layanan:

  • Jaminan Kecepatan: Kecepatan 100 Mbps yang diiklankan harus diverifikasi konsistensinya. Kualitas 5G FWA sangat rentan terhadap hambatan fisik (pohon, bangunan) dan kepadatan pengguna.
  • Keberlanjutan Harga: Apakah harga Rp100 ribuan ini bersifat permanen atau hanya promo awal? Keberlanjutan harga yang terjangkau adalah kunci agar program ini benar-benar memberikan dampak sosial jangka panjang.

Pemerintah dan Komite Regulasi Telekomunikasi (KRT) dituntut untuk mengawasi ketat implementasi di 24 daerah ini, memastikan bahwa janji kecepatan 5G dan harga terjangkau benar-benar dinikmati oleh rakyat, sehingga inklusi digital dapat tercapai secara merata.