BeritaPolitik

Prabowo Disambut Presiden Korsel Lee Jae‑myung Saat Hadiri KTT APEC 2025

Jakarta, 31 Oktober 2025 – Presiden Indonesia Prabowo Subianto tiba di Korea Selatan untuk menghadiri KTT APEC 2025 di kota Gyeongju. Sesampainya di sana, Prabowo mendapat sambutan hangat dari Presiden Korea Selatan Lee Jae‑myung, menandai momen diplomasi bilateral yang penting.


Keberangkatan dan Tujuan Kunjungan

Pejabat dari Istana menyebut bahwa Prabowo bertolak ke Korea Selatan pada Kamis (30/10) dengan maksud menghadiri KTT APEC yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari mulai 31 Oktober hingga 1 November 2025.
Agenda utama kunjungan adalah menguatkan posisi Indonesia dalam kerangka kerja sama ekonomi Asia‑Pasifik dan menyampaikan peran aktif Indonesia dalam forum multilateral ini.


Sambutan Presiden Korsel & Pertemuan Bilateral

Sesampainya di Korea Selatan, Prabowo disambut secara resmi oleh Presiden Lee Jae‑myung, menunjukkan bahwa hubungan Indonesia‑Korea Selatan mendapatkan perhatian tinggi dari kedua pihak. Zamannya sebagai tuan rumah APEC membuat Korea Selatan berupaya memaksimalkan momen diplomasi sehubungan dengan forum internasional tersebut.
Sambutan ini juga menunjukkan bahwa kedua negara membuka babak baru dalam kerja sama strategis mereka — baik di bidang ekonomi, teknologi, maupun pembangunan infrastruktur.


Fokus KTT & Kepentingan Indonesia

KTT APEC 2025 mengusung tema “Building a Sustainable Tomorrow: Connect, Innovate, Prosper”, yang menggarisbawahi pentingnya konektivitas, inovasi, dan kemakmuran bersama dalam menghadapi tantangan global.
Bagi Indonesia, kehadiran di forum ini adalah kesempatan untuk:

  • Memperkuat posisi sebagai negara dengan potensi ekonomi yang besar di kawasan Asia‑Pasifik.
  • Berdialog dengan mitra utama mengenai transformasi digital, energi bersih, dan rantai pasok terintegrasi.
  • Membangun kerja sama bilateral dengan Korea Selatan yang telah lama menjadi mitra strategis—mulai dari investasi hingga teknologi tinggi.

Implikasi Diplomasi & Ekonomi

Sambutan oleh Presiden Lee bukan sekadar formalitas — ia membawa makna bahwa Korea Selatan melihat Indonesia sebagai mitra penting dan sebuah kekuatan yang tidak boleh diabaikan dalam dinamika kawasan.
Diplomasi yang efektif dalam forum seperti APEC tidak hanya soal pidato plenary, tetapi juga pertemuan ­bilateral yang sering dilakukan di sela‑sela agenda resmi. Kehadiran Prabowo membuka ruang bagi kerja sama baru — misalnya di bidang pengembangan teknologi, manufaktur bersama, dan investasi Korea ke Indonesia.
Selain itu, ini memberi sinyal kepada investor global bahwa Indonesia aktif di forum internasional dan terbuka untuk kolaborasi kawasan yang lebih luas.


Tantangan & Harapan

Meski momentum positif terbuka, ada beberapa tantangan yang perlu dibedah:

  • Indonesia harus mampu menerjemahkan hasil pertemuan diplomasi ke dalam tindakan konkret di dalam negeri — seperti regulasi investasi yang lebih ramah, pengembangan sumber daya manusia, dan kolaborasi teknologi.
  • Hubungan bilateral dengan Korea Selatan harus terus diperdalam agar tidak hanya menjadi simbol, tetapi menghasilkan proyek nyata dan manfaat bagi warga Indonesia.
  • KTT APEC bukan hanya ajang foto bersama, tetapi hasilnya harus terasa dalam jangka menengah: apakah Indonesia berhasil menarik investasi, memperkuat ekspor, atau mempercepat transformasi ekonomi.

Kesimpulan

Kehadiran Presiden Prabowo di KTT APEC 2025, dan sambutan dari Presiden Lee Jae‑myung, menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya sebagai peserta pasif dalam forum internasional, tetapi sebagai mitra yang dihormati. Forum ini memberi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkuat posisi di kawasan Asia‑Pasifik, menarik kolaborasi strategis, dan mempercepat transformasi ekonomi.
Tantangannya kini adalah mengubah momentum diplomasi menjadi aksi nyata di dalam negeri — agar kehadiran di panggung dunia juga berarti manfaat langsung bagi masyarakat Indonesia.