Julia Prastini Akui Selingkuh: Maaf Tulus ke Na Daehoon, Anak-Anak, dan Keluarga di Tengah Badai Rumor
Jakarta, 26 Oktober 2025 — Di balik gemerlap layar ponsel dan jutaan follower yang mengagumi potret rumah tangga “couple goals”-nya, Julia Prastini—orang yang akrab disapa Jule—kini hadapi badai paling pribadi: pengakuan selingkuh yang merenggut segalanya. Minggu malam, melalui pernyataan tertulis yang langsung viral, Jule buka suara soal isu perselingkuhan dengan Safrie Ramadhan, akui kesalahan, dan minta maaf dari hati yang paling dalam kepada suaminya Na Daehoon, tiga anak mereka (Junho, Eunho, Jena), orang tua, keluarga besar, teman, dan bahkan brand yang pernah percaya padanya. “Saya tidak mau mengelak atau cari alasan… ini sudah berdampak ke banyak pihak,” tulisnya, di tengah keheningan yang menyakitkan setelah Na rayakan ulang tahun tanpa kehadirannya. Bagi keluarga yang dulu jadi inspirasi lintas budaya Indonesia-Korea, ini bukan akhir cerita cinta—tapi ujian berat tentang pengampunan, stigma, dan harapan pulih di mata masyarakat yang selalu menonton.
Julia Prastini, 32 tahun, dan Na Daehoon, 35, adalah pasangan kreator konten yang dulu jadi idola netizen. Kisah mereka—dari pertemuan romantis di Seoul hingga pernikahan 2018 dan tiga anak lucu—sering dibagikan di Instagram, capai 2 juta follower gabungan. Jule, dengan pesona Sunda dan kecerdasannya sebagai content creator, dan Na, pria Korea yang adaptif dengan budaya Indonesia, ciptakan narasi “cinta lintas benua” yang hangat. Tapi, sejak September 2025, retak mulai terlihat: Na rayakan ulang tahun tanpa Jule, posting foto sendirian dengan anak-anak, dan caption pilu: “Aku kembali sadari betapa banyak cinta yang kuterima.” Rumor meledak setelah foto dan chat Jule dengan Safrie Ramadhan—seorang pengusaha muda—beredar, tuding kedekatan emosional dan fisik. Brand seperti skincare dan fashion langsung cabut kontrak, rugikan Jule jutaan rupiah.
Pengakuan Jule datang seperti hembusan angin lega, tapi juga pilu. “Dari hati paling dalam, saya minta maaf kepada orang tua saya, Daehoon, anak-anak saya yaitu Junho, Eunho, Jena, keluarga besar, teman-teman, dan brand karena telah mengecewakan dan membuat ketidaknyamanan,” tulisnya. Ia akui masalah pribadi ini tak lagi miliknya sendiri—ia berdampak pada orang terdekat dan mitra kerja. “Saya sadar ini sudah berdampak ke banyak pihak,” tambahnya, tanpa detail kronologi atau alasan selingkuh. Ini respons bijak: bukan pembelaan, tapi pengakuan yang terbuka, meski di tengah tekanan medsos yang brutal. Netizen terbelah: sebagian empati (“Manusiawi, semoga pulih”), yang lain sinis (“Couple goals palsu”).
Bagi Na Daehoon, ini pukulan berat. Pria Korea yang tinggalkan karir di Seoul untuk bangun keluarga di Jakarta, kini urus tiga anak sendirian. Posting ulang tahunnya tanpa Jule—hanya foto dengan Junho (7), Eunho (5), dan Jena (3)—penuh makna: “Aku kembali menyadari betapa banyak cinta yang kuterima.” Na, yang jarang bicara publik, tak komentar langsung, tapi sumber dekat bilang ia fokus lindungi anak-anak dari gosip. “Anak-anak tanya Mama ke mana, Na jawab, ‘Mama lagi kerja jauh,'” kata teman keluarga. Ini luka tak terlihat: anak-anak yang tumbuh di rumah penuh kasih, kini rasakan retak orang tua.
Kisah ini mewakili ribuan keluarga Indonesia: Komnas Perempuan laporkan 400.000 kasus perselingkuhan jadi pemicu perceraian 2024, 60% libatkan wanita usia 25-35. Stigma sosial berat: perempuan sering dikecam “pembuat rusak,” sementara laki-laki “korban.” Jule, sebagai influencer, rasakan dua kali lipat: follower turun 20%, brand cabut, dan komentar kejam seperti “Ibu macam apa gitu?” Ini trauma publik, di mana privasi hilang. Psikolog klinis dr. Rina Pratiwi bilang, “Pengakuan seperti Jule langkah berani, tapi butuh dukungan terapi untuk pulih. Perselingkuhan sering akar dari masalah komunikasi atau stres, bukan sekadar ‘kesalahan’.”
Harapan ke depan: pengampunan. Na, yang dulu bilang ragu nikah tapi yakin setelah lihat Jule, mungkin beri kesempatan. “Cinta lintas budaya kami kuat,” kata Jule dulu. Anak-anak, yang tak salah apa-apa, butuh orang tua utuh. Bagi masyarakat, ini pelajaran: jangan hakim cepat, dukung korban—entah selingkuh atau dikhianati—dengan empati. Jule minta privasi untuk “perbaiki diri,” dan kita harap itu dimulai dari keluarga kecilnya. Di balik layar, kisah ini ingatkan: cinta tak sempurna, tapi pengampunan bisa jadi jalan pulang.
📌 Sumber: Kompas.com, Instagram @juliasetiono, Komnas Perempuan, diolah kembali oleh tim beritasekarang.id.
