Ini Calon Kuat Penerus Tim Cook di Apple, Siapa yang Paling Berpeluang?
Jakarta — Setelah lebih dari satu dekade memimpin Apple, Tim Cook disebut-sebut mulai menyiapkan masa pensiun.
Kabar itu memunculkan pertanyaan besar di dunia bisnis dan teknologi: siapa yang akan menggantikan salah satu CEO paling berpengaruh di era modern ini?
Laporan internal yang dikutip DetikInet dan sejumlah media teknologi Amerika menyebut bahwa Apple kini tengah menyiapkan dua kandidat utama untuk posisi puncak itu — Jeff Williams, Chief Operating Officer (COO) Apple, dan John Ternus, Senior Vice President Hardware Engineering.
Keduanya dinilai memiliki visi kuat untuk melanjutkan warisan Cook sekaligus menavigasi Apple di tengah tantangan baru, terutama di era AI dan ekonomi global yang berubah cepat.
Tim Cook: Dari Visioner Operasional ke Arsitek Triliun Dolar
Tim Cook mengambil alih posisi CEO pada Agustus 2011, menggantikan Steve Jobs, pendiri legendaris Apple.
Kala itu, banyak pihak meragukan apakah Cook mampu mempertahankan pesona inovatif yang menjadi ciri khas Apple di bawah Jobs.
Namun dalam 14 tahun kepemimpinannya, Cook justru mengubah Apple menjadi perusahaan publik paling bernilai di dunia, dengan kapitalisasi pasar menembus US$3 triliun (sekitar Rp48 kuadriliun) pada 2025.
Ia membawa Apple dari sekadar produsen perangkat menjadi ekosistem layanan digital lengkap, mencakup App Store, iCloud, Apple TV+, dan Apple Pay.
Cook dikenal bukan sebagai “penemu produk baru,” tetapi arsitek sistem bisnis yang efisien dan menguntungkan.
Ia menekankan stabilitas rantai pasokan, etika kerja, serta fokus pada keberlanjutan. Namun, kini dengan usianya yang menginjak 64 tahun, transisi kepemimpinan dianggap tak terelakkan.
Jeff Williams: “Shadow Tim Cook” yang Siap Naik Panggung
Nama pertama yang paling sering disebut sebagai calon kuat penerus adalah Jeff Williams (61), yang kini menjabat COO Apple.
Williams dikenal luas sebagai “bayangan Tim Cook” karena gaya kepemimpinannya yang hampir identik. Ia bergabung dengan Apple sejak 1998 dan berperan besar dalam peluncuran Apple Watch, lini produk baru pertama di bawah era Cook.
Sebagai COO, Williams bertanggung jawab atas seluruh operasi global Apple, termasuk desain produk, rantai pasokan, dan manajemen manufaktur.
Dia juga dikenal sebagai sosok yang disiplin dan tenang, dengan kemampuan strategis luar biasa dalam mengelola ribuan pemasok di Asia.
Menurut laporan dari Bloomberg, Williams telah beberapa kali memimpin rapat eksekutif menggantikan Cook, terutama dalam periode ketika CEO itu melakukan perjalanan diplomatik.
“Dia bukan hanya tangan kanan Cook. Dalam banyak hal, dia sudah menjalankan sebagian besar tugas CEO,” tulis jurnalis teknologi Mark Gurman dalam laporannya.
Namun, sejumlah analis menilai bahwa gaya kepemimpinan Williams yang konservatif mungkin kurang cocok untuk era di mana Apple harus bersaing dengan perusahaan yang lebih agresif seperti Google dan Microsoft dalam bidang AI generatif.
John Ternus: Arsitek Perangkat yang Mengubah Wajah Apple
Calon kedua adalah John Ternus (49), kepala divisi rekayasa perangkat keras Apple.
Ternus bergabung sejak 2001 dan menjadi tokoh kunci di balik desain iPhone, MacBook, dan Apple Vision Pro — headset mixed reality yang disebut-sebut sebagai “langkah awal Apple menuju masa depan komputasi spasial.”
Ternus dikenal sebagai insinyur sejati dengan pendekatan kreatif yang dekat dengan semangat orisinal Steve Jobs.
Ia sering turun langsung ke laboratorium untuk menguji desain, dan punya reputasi kuat di kalangan tim hardware Apple karena kepemimpinannya yang inspiratif dan kolaboratif.
Dalam wawancara tahun lalu, Ternus menegaskan bahwa masa depan Apple ada pada perpaduan antara perangkat keras dan kecerdasan buatan (AI).
“Kami tidak membangun AI untuk sekadar terlihat pintar. Kami ingin membuat teknologi yang terasa alami dan personal,” ujarnya.
Para pengamat menilai, jika Apple ingin mengembalikan citra sebagai pionir inovasi produk, Ternus bisa menjadi pilihan yang lebih ideal dibanding Williams yang berfokus pada operasional.
Kandidat Lain: Craig Federighi dan Johny Srouji
Selain dua nama utama itu, beberapa sosok lain juga disebut-sebut masuk radar.
Salah satunya adalah Craig Federighi, Senior VP Software Engineering, yang dikenal publik lewat presentasi karismatiknya di ajang WWDC (Apple Worldwide Developers Conference).
Federighi dinilai memiliki kemampuan komunikasi publik dan visi teknologi yang kuat, meski pengaruhnya lebih dominan di sisi perangkat lunak.
Nama lain adalah Johny Srouji, kepala divisi pengembangan chip Apple Silicon.
Ia berperan penting dalam transisi Apple dari chip Intel ke prosesor M-series, yang kini menjadi standar emas industri komputer portabel.
Namun, Srouji dikenal sangat tertutup dan jarang tampil di publik, membuatnya kurang cocok untuk peran CEO yang membutuhkan keterlibatan media dan investor secara intensif.
Tantangan Suksesi: Antara Stabilitas dan Inovasi
Pergantian kepemimpinan di Apple tidak sekadar mengganti sosok, tetapi juga mempertahankan filosofi perusahaan yang sudah terbentuk selama lebih dari dua dekade.
Tim Cook berhasil menjaga keseimbangan antara inovasi dan keberlanjutan finansial, sebuah model yang sulit ditiru.
Jika suksesi tidak dikelola dengan hati-hati, Apple bisa kehilangan arah di tengah kompetisi yang semakin ketat dengan Samsung, Microsoft, dan perusahaan AI seperti OpenAI serta Anthropic.
Menurut analis senior Wedbush Securities, Dan Ives, Apple kini berada di “titik persimpangan sejarah.”
“Mereka harus memilih antara melanjutkan warisan Cook yang stabil, atau mengambil risiko dengan pemimpin yang lebih agresif dalam inovasi,” ujarnya.
Ives menambahkan bahwa siapa pun penggantinya, Apple harus segera memperkuat strategi AI-nya yang dinilai masih tertinggal dibanding pesaing.
Strategi Cook: Transisi Tanpa Gejolak
Meski belum ada pernyataan resmi, sejumlah sumber internal menyebut bahwa Cook telah menyiapkan peta jalan suksesi jangka menengah.
Ia diperkirakan akan tetap menjabat hingga 2027, dengan peran beralih perlahan ke COO Jeff Williams.
Langkah ini mirip dengan cara Steve Jobs mempersiapkan transisi ke Cook pada 2010 — dilakukan perlahan, penuh perhitungan, dan tanpa menimbulkan gejolak di pasar saham.
“Cook adalah orang yang percaya pada proses, bukan kejutan,” kata analis teknologi Gene Munster dari Deepwater Asset. “Ia akan memastikan transisi ini berjalan mulus dan tanpa kehilangan kepercayaan investor.”
Penutup: Siapa yang Akan Menjadi “Cook Berikutnya”?
Apple telah menjadi simbol stabilitas dan inovasi dalam industri teknologi selama dua dekade terakhir.
Kini, perusahaan itu menghadapi pertanyaan besar: apakah akan tetap setia pada filosofi manajemen konservatif ala Cook, atau kembali ke semangat eksperimental yang dulu melekat pada Jobs?
Jeff Williams membawa keunggulan dalam manajemen global dan kesinambungan bisnis, sementara John Ternus mewakili energi baru dan visi inovatif yang berakar pada rekayasa produk.
Siapa pun yang terpilih, masa depan Apple akan bergantung pada kemampuannya menyeimbangkan dua warisan besar: stabilitas Cook dan kreativitas Jobs.
Satu hal yang pasti, dalam tradisi Apple, perubahan selalu datang dengan kejutan — dan dunia menunggu kejutan besar berikutnya dari Cupertino.