Netanyahu Kecam Negara Barat yang Dukung Palestina: “Kalian Mendorong Kekerasan”
Jakarta, 27 September 2025 — Dalam pidato penuh emosi di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan kecaman keras terhadap negara-negara Barat yang ia nilai telah mendukung Palestina. Menurutnya, dukungan itu bukan bentuk perdamaian, melainkan justru “mendorong kekerasan.”
Pidato yang disiarkan secara global ini menarik perhatian banyak pihak. Dalam orasinya, Netanyahu menolak berbagai langkah diplomatik yang menurutnya memberi insentif kepada kelompok yang melakukan aksi kekerasan terhadap Israel.
Isi Pidato: Tuduhan & Penolakan Diplomasi
Netanyahu menegaskan bahwa beberapa negara barat “memberi hadiah negara kepada pelaku pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran anak-anak” alih-alih mengecam tindakan ekstremisme itu sendiri. Dia menolak strategi diplomasi alternatif yang menurutnya melemahkan posisi keamanan Israel.
“Di hadapan dunia, saya akan menegaskan kebenaran rakyat Israel — bahwa kita tidak bisa menerima dukungan yang memuliakan kekerasan,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa dukungan Barat terhadap pengakuan negara Palestina adalah kesalahan strategis yang bisa memperburuk konflik, bukan menyelesaikannya.
Meski pidato itu menyampaikan kritik tajam, Netanyahu juga menyebut bahwa Israel tetap terbuka terhadap perdamaian sejati — namun bukan “perdamaian dengan konsekuensi yang merugikan.”
Reaksi Dunia & Media
Pidato Netanyahu menuai tanggapan beragam. Beberapa negara menyayangkan nada kerasnya, sedangkan pendukung Israel melihat itu sebagai keharusan mempertahankan posisi negara dalam kondisi konflik.
Beberapa delegasi pun sempat walk out (beranjak dari ruang sidang) sebagai bentuk protes terhadap cara Netanyahu menyampaikan kritiknya. (video dan laporan visual menunjukkan adegan ini)
Media Barat dan Timur Tengah mencermati retorika Netanyahu, terutama kalimat-kalimat yang dianggap provokatif terhadap negara yang sejak lama menyuarakan dukungan bagi Palestina.
Konteks Politik & Konflik Israel–Palestina
Pidato keras Netanyahu ini tak lepas dari dinamika politik terbaru. Beberapa negara Barat baru-baru ini mengumumkan pengakuan terhadap Palestina sebagai negara merdeka. Kebijakan ini memicu protes keras dari Israel, karena dianggap melemahkan posisi tawar Israel dalam negosiasi.
Israel selama ini menempatkan keamanan sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negerinya, terutama dalam konflik berkepanjangan dengan Hamas di Gaza. Netanyahu berargumen bahwa dukungan diplomatik Barat tanpa tekanan terhadap kelompok bersenjata akan memperkuat posisi Hamas.
